Mohon tunggu...
diyah
diyah Mohon Tunggu... Freelancer - Dee

lulusan antropologi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Jalan Dharma dalam Perjalanan ke Barat di Film "Xuanzang"

28 Mei 2020   10:27 Diperbarui: 28 Mei 2020   12:58 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir semua orang mengetahui film Mandarin terkenal “Journey to The West”, dimana ada tokoh biksu Buddha, Tong Sam Kong mencari kitab suci dengan mengadakan perjalanan ke barat ditemani siluman kera (Sun Go Kong), siluman babi, dan siluman kerbau. Nah, tokoh biksu tersebut ternyata memang tokoh yang nyata. 

Sebenarnya ada beberapa biksu Buddha yang melakukan perjalanan ke India, namun yang terkenal di nusantara yaitu Fa Xi’an (Fashien), yang melakukan perjalanan melalui Sriiwijaya, dan Xuanzang yang melakukan perjalanan melalui Asia Tengah (Jalur Sutera).

Film yang diproduksi pada tahun 2016 ini, merupakan produksi dua negara yaitu China, dan India, menceritakan perjalanan Xuanzang, Biksu Buddha pada masa Dinasti Tang (618-907), ke Barat (India) untuk mempelajari naskah asli ajaran Buddha. Sejak usia 13 tahun Xuanzang atau Chen Hui telah menjadi Biksu. 

Dan Xuanzang merasa ada yang kurang dalam ajaran Buddha yang diterimanya selama dalam biara. Karena itu, keinginannya untuk mempelajari ajaran Buddha di tempat asalnya menjadi cita-citanya. Perjalanan Biksu Xuanzang ini menempuh jarak 26000 km, yang dilakukan selama empat tahun, dan melintasi seratusan negara kecil dalam jalur perdagangan yang dikenal dengan Jalur Sutera.

Selain mempelajari ajaran Buddha lebih dalam, Xuanzang juga mengumpulkan banyak artefak Buddha untuk dibawa ke China, terutama naskah-naskah. 

Naskah-naskah berbahasa Pali tersebut diterjemahkan dalam Bahasa Mandarin, sehingga menjadi pedoman dalam pengajaran, dan penyebaran ajaran Buddha di China.

Perjalanan Xuanzang bukanlah perjalanan yang mulus-mulus saja. Bahkan disaat pertama kali akan keluar Chang’an (tempat tinggalnya yang merupakan ibukota negara saat itu), Xuanzhang mengalami hambatan. Pada saat Xuanzang memulai perjalanannya, saat itu peraturan pelarangan orang China untuk keluar dari negeri China tengah dijalankan. 

Perjalanan Xuanzang sesungguhnya merupakan perjalanan ilegal karena tidak ada surat ijin untuk melakukan perjalanan, dan dilakukan ketika Xuanzang tengah mengunjungi kota lain selain Chang’an untuk meminta derma, dan memberkati orang-orang di luar Chang’an. 

Karena merupakan perjalanan ilegal, Xuanzang pun dianggap sebagai buronan. Lukisan dirinya di sebarkan ke seluruh negeri, sehingga menyulitkan Xuanzang untuk bepergian dengan bebas. 

Pada suatu negeri bahkan Xuanzang di’tahan’ untuk tidak meninggalkan negeri untuk mengajarkan Buddha di negeri tersebut dan menjadi pendeta utama. Xuanzang pun melakukan tindakan mogok makan selama berhari-hari untuk memprotes tindakan raja yang ‘menahan’ nya. 

Akhirnya sang raja pun melepaskan Xuanzang untuk melanjutkan kembali perjalanannya. Xuanzang juga pernah mengalami kehausan ketika berada di Gurun Gobi, sedangkan tempat minumnya terbawa badai angin dan air minumnya pun lenyap bersama panasnya Gurun Gobi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun