Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inilah Tanda-tanda Sakaratul Maut

21 Agustus 2016   19:01 Diperbarui: 21 Agustus 2016   19:27 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keranda mayat (Dokumen Pribadi)

Hari ini Ahad 21 Agustus 2016 pukul 11.26 WIB nenek kesayangan kami telah meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Nenek yang mengasuh ke-7 anaknya sejak masih usia muda karena ditinggalkan oleh kakek sejak anak-anaknya masih kecil (belum ada yang beranjak remaja) hingga sekarang usianya sudah mencapai satu abad.

Kepergian nenek ini sungguh membuat saya mendapatkan pengalaman yang berharga bagaimana seseorang dalam menghadapi tanda-tanda syakaratul maut. Nenek saya ini sudah berusia lanjut penglihatannya sudah tidak awas lagi, pendengarannya pun sudah tidak normal lagi. Untuk bicara dengan dia harus keras. Kalau berjalan harus menggunakan tongkat.  

Berkali-kali nenek saya ini dikabarkan sudah sakit berat karena tidak bisa berjalan tetapi ternyata sembuh lagi. Nenek saya ini orangnya sangat rajin shalat tidak pernah barang sewaktu pun tinggal shalatnya. Sebagai penanda datangnya waktu shalat hanya berpatokan pada suara radio yang selalu ada disampingnya. Tetapi sejak radionya rusak hanya dia berpatokan pada pemberitahuan kedua bibi saya yang merawatnya.

Pagi tadi bibi yang merawat memberitahukan bahwa nenek sakit keras. Kami pun langsung menuju ke rumah nenek yang berjarak sekitar 5 km dari tempat saya tinggal. Ketika sampai disana nenek sudah dalam keadaan nafas mendengkur. Tetapi tanda-tanda tersebut dianggap sudah biasa karena beberapa waktu yang lalu pun pernah seperti itu.

Saya dan saudara-saudara kemudian membacakan surat Yasin untuk kesembuhan nenek kami. Biasanya dia meminta anak cucunya membaca Yasin agar tenang dan segera sembuh. Saya dan saudara-saudara bergantian membaca surat tersebut. Tetapi kali ini ada perbedaan yang terlihat diantaranya kakinya sudah kaku tidak bisa digerakan seperti pada umumnya orang yang sehat. Tetapi nafasnya tetap bergerak dan tidurnya mendengkur.

Beberapa anaknya mentalqinkan di kepala nenek saya agar dia lebih tenang. Kemudian bergantian dengan saya dan saudara-saudara yang lain. Tubuh nenek terlihat bergetar terutama detakan jantungnya mulai cepat dan tubuhnya gemetar.

Setelah itu tiba-tiba salah satu cucunya yang sejak kecil diasuh olehnya datang kemudian memeluk tubuh dan mencium kening neneknya. Cucunya ini tinggal di daerah Depok sehingga baru sampai sekitar pukul 11.00-an. Tidak lama berselang dia pun langsung mencari Al Qur’an untuk membaca surat Yasin di depan nenek.

Dengkuran nenek semakin keras dan detakan jantungnya semakin cepat. Setelah selesai membaca surat Yasin, dia kemudian mentalqinkan dengan mengucapkan syahadat di telinganya. Saya pun kembali membaca Alqur'an kali ini yang saya baca adalah surat Al Insyiroh karena pesan mertua saya kalau ada orang yang kesulitan saat sakaratul maut bacakan surat Al Insyiroh untuk melapangkan jalannya.  

Tidak berapa lama tubuh nenek bergetar keras dari mulai kaki, badan hingga kepala. Lidah nenek mulai kaku menahan rasa sakit tersebut. Setelah itu detakan nadi di tenggorakan dan tangannya mulai melemah. Nadinya masih bergerak walaupun tidak cepat.

Dalam hitungan menit detakan nadi tersebut perlahan mulai melemah dan tubuh nenek mulai mengeras dan kaku, wajahnya pun terlihat pucat pasi. Tandanya roh sudah keluar dari raganya. Tangis anak dan cucunya pecah seketika tetapi saya tetap berusaha untuk tegar. Karena kita percaya bahwa setiap yang bernafas pasti akan mati termasuk kita pun nanti akan sama.

Sekarang hanya amalan kita yang akan membantu kita setelah kita tiada. Oleh karena itu manfaatkan waktu kita untuk hal-hal yang bermanfaat untuk diri kita sendiri, keluarga, dan masyarakat yang ada di sekitar kita.

Mohon maaf apabila selama hidupnya ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga arwah nenek diterima oleh Allah SWT Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun