“Akan datang suatu masa di mana pelajar /mahasiswa tidak akan membawa satu pun buku untuk belajar, mereka cukup hanya membawa satu komputer tablet”
Selama belasan tahun, dari Sekolah Dasar sampai Kuliah, saya selalu mengalami proses belajar- mengajar di sebuah kelas “tradisional”.
Sebuah kelas yang memiliki suasana yang selalu sama. Seorang guru berdiri di depan kelas, untuk guru/dosen yang rajin, akan lebih sering menulis di atas papan tulis untuk menerangkan materi pelajaran.
Di saat yang bersamaan, puluhan murid duduk di atas bangku yang berderet rapi, duduk manis. Untuk murid yang rajin, mereka akan selalu menulis poin- poin penting yang guru/dosen ajarkan.
Apa pun mata pelajaran/mata kuliah yang diajarkan, pasti akan ada situasi belajar dan mengajar seperti ini.
Ketika saya mulai mengenal komputer dan internet, entah kenapa saya tiba- tiba merasa sangat bosan duduk di kelas. Saya lebih senang jika “berselancar” di dunia maya, karena lebih interaktif, tidak kaku seperti guru dan murid yang sama- sama duduk di dalam kelas yang saking sunyinya, bunyi sebuah jarum yang jatuh pun akan terdengar sangat nyaring. Belajar lewat internet buat saya lebih “berwarna” dibanding hanya putihnya tulisan kapur atau boardmarker sang guru/dosen di atas papan tulis.
Ada sih beberapa guru/dosen yang kreatif. Mereka mulai berinovasi dengan membuat slide-show ketika mengajar.
Ketika sudah menginjak bangku kuliah, para dosen sudah lebih canggih lagi, (beberapa) dari mereka sudah mulai membawa laptop dan proyektor untuk mengajar.
Di dalam buku The Learning Revolution disebutkan, bahkan sudah ada sekolah yang hanya berbasiskan multimedia dan jaringan. Ada kampus digital yang belajar hanya melalui dunia maya, dengan tele conference.
Di era internet ini, saya rasa sudah saatnya kita mendesain ulang metode belajar mengajar yang sudah puluhan tahun.