Lain cerita dengan bisnis dan pertemanan. Meskipun, banyak akun sosial media memposting dengan gamblang perbedaan tersebut, banyak orang yang menolak mengakuinya.
Alhasil, harga teman yang berujung kebablasan sering tak terhindar. Alih-alih memajukan usaha teman, orang seperti ini malah menjerumuskannya dalam jurang kegagalan. Sangat disayangkan dan yang lebih ngeri lagi, orang jenis ini masih berkeliaran di lingkungan pertemanan. Dan saya sudah mengalaminya, Percayalah.
Sulit keluar
Di saat lingkungan pertemanan benar-benar tak terkendali, disitu pula rasa ingin menarik diri mulai tiba. Rasanya, ingin menghilang dari kehidupan mereka dan melambaikan salam perpisahan untuk meraih mimpi yang sebenarnya kita idamkan.
Meninggalkan zona nyaman yang terlampau nyaman hingga mencapai titik jenuh. Pun, Meninggalkan lingkungan toxic untuk menata hidup lebih baik.
Tapi, hal itu tidaklah mudah. Belum lagi jika kamu memiliki sifat tak enakkan. Karena, sekedar untuk keluar dari grup whatsapp pun tak segan. Apalagi keluar di kehidupan riil mereka.
Ketimbang terlampau lama menyiksa diri di lingkungan toxic, salah satu solusi terbaiknya adalah mulai berani menolak, mengatakan dan menyatakan kepada teman sesuatu yang kita tak suka secara eksplisit. Serta, mengubah pola pikir untuk tidak mencoba menyenangkan semua teman. Karena, itu mustahil sekaligus menyiksa untuk dikerjakan.
Nasib baiknya, langkah tersebut cukup sukses diimplementasikan pada teman. Meskipun cukup canggung diawal, namun dengan berjalan waktu, berkomunikasi secara gamblang atau blak-blakan berhasil memberikan efek positif dalam lingkungan toxic.Â