Namanya kalah itu ngga enak. Bahkan bisa dibilang menyakitkan. Apalagi jadi juara kedua. Ya kan?
Sebuah perlombaan atau kompetisi, biar bagaimana pun akan cuma punya satu pemenang. Dan seringkali hidup adalah tentang perlombaan dan kompetisi kan?
Anda tentu tahu, dalam setiap perlombaan, selain sang pemenang, semua peserta lainnya akan kalah. Dan tergantung pada harapan mereka ketika mengikuti perlombaan tersebut, mereka harus merasakan tingkat emosi yang berbeda-beda seiring dengan kekalahan itu.
Satu kekalahan saja bisa jadi sudah cukup sulit untuk dihadapi. Apalagi kalau kalah terus menerus. Itu bisa mengguncang kepercayaan diri dan mempengaruhi kemampuan anda untuk tampil di kesempatan berikutnya.
Ngga peduli apa pun perlombaannya, siapa pun benci kalah. Dan setiap orang punya alasan kenapa mereka benci kalah.
Selain pukulan bagi ego anda, namanya kekalahan itu memang benar-benar menyakitkan. Dan rasanya sangat nyata. Anda tahu rasanya kan?
Rasanya perut anda bergejolak, tekanan darah berubah, meningkatkan stres, dan banyak lagi.
Itu nyata. Anda semua pasti pernah merasakannya. Dan itu sangat ngga menyenangkan.
Tubuh anda ingin merasa lebih baik. Pikiran anda ingin membuktikan kemampuannya. Ego anda ingin mendapatkan lagi citra dirinya. Itu adalah efek fisiologis dan psikologis yang nyata anda rasakan. Kekalahan memang benar-benar bisa terasa sangat buruk.
Fakta unik: Menang ngga cuma terasa lebih baik, kelihatannya pemenang juga hidup lebih lama! Pemenang Academy Award hidup, rata-rata empat tahun lebih lama dari aktor lain.
Iya sih, membicarakan kekalahan itu memang ngga menarik.