Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Petunjuk Arah" adalah Bukan "Tujuan"

11 Mei 2022   09:47 Diperbarui: 11 Mei 2022   10:16 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Global Positioning System (GPS) adalah teknologi yang memudahkan membantu menemukan arah menuju tujuan, tetapi tidak serta-merta dengan bantuan GPS tujuan dapat dengan mudah dicapai.

Ada dua cerita tentang hal ini. Pertama adalah waktu kami mencari ordinat titik kumpul untuk sebuah acara di bilangan Ganjuran, Bantul.

Setelah mengikuti petunjuk arah, akhirnya ordinat sepertinya sudah mendekat. Tetapi alih-alih segera sampai, kami malah "terpojok" pada sebuah jalan buntu di ujung selokan. 

Beruntungnya, ini terminologi khas Jawa: meski sudah kesasar masih berkata bahwa masih beruntung, mobil masih bisa berputar arah dengan cara sedemikian rupa. Dan di pojokan tersebut kami bertemu teman lain yang "dipandu" GPS ke tempat tersebut, lalu sama-sama kesulitan.

Cerita kedua adalah dua rombongan pelayat yang menuju ke rumah duka. Yang satu dipandu supir yang biasa ke rumah duka, yang lain dipandu GPS.

"Kami sudah sampai di dusun Widoreni," kata seorang pelayat dengan yakin.

"Kami di dekat terminal," lanjutnya. Widoreni (katakan saja begitu) adalah sebuah dusun di Ngawi.

"Terminal?" jawab yang berduka karena ibunya meninggal.

Usut punya usut, ternyata pelayat yang dipandu GPS sampai ke Widoreni pada lokasi yang berbeda meski dengan nama yang sama. Rombongan yang dipandu teknologi tersebut harus berbalik arah menuju ke Widoreni yang bersama dimaksud dengan waktu tempuh mencapai satu jam perjalanan.

Rupanya tidak ada yang boleh terlalu cepat bangga atas apapun. Atas organisasi yang diikuti. Atas institusi yang menaungi. Atau atas kitab yang dibaca.

Teknologi yang paling benar pun (baca: kitab yang paling benar pun) belum tentu membawa pada tujuan yang tepat bila dipahami dengan mindset yang keliru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun