Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemudik yang Gagal Pulang Kampung

25 April 2020   18:43 Diperbarui: 25 April 2020   20:11 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin memutuskan menjemput Daniel, si sulung yang kuliah di Malang. Dengan mobil dari Yogyakarta.

Pertama, karena moda kereta api sudah meniadakan layanan perjalanan. Kedua, karena dengan bis atau travel, juga kereta api, dapat sama beresiko terkait kemungkinan paparan virus. Yang keren tentu karena perjalanan pulang-pergi ditempuh hanya dalam sehari perjalanan.

Bagaimana rasanya? Badan remek wis ta.

Berangkat selepas subuh, lewat pintu tol Kartasura dan keluar di Kertosono, lewat Kediri dan Batu lalu Malang.

Pulangnya berganti jalur, langsung pintu tol Singosari Malang, Surabaya terus lewat tol dan keluar di Kartasura lagi. Kembali lagi sudah mendekati tengah malam.

Maklum supir amatiran (dan demokratis). Belum pernah menyetir sejauh itu dan selalu menampung aspirasi untuk berhenti pipis atau sekedar mencecap micin dari mie instan di rest area. Sepanjang jalan tol didesain rest areas yang bagus dan terawat.

"Kok sepi bu?" tanyaku kepada seorang ibu di rest area di bilangan Magetan.

"Ramai biasanya kok pak. Ini karena ada corona saja," jawabnya ramah sambil mengangsurkan taburan micin dalam mie instan dan segelas air putih hangat.

Karena hari pertama puasa, perjalanan terasa lengang. Selama di jalan tol hanya disalip (bukan disalib) belasan mobil lain. Yang perlu dilakukan tentu hanya menakar kemampuan. Jalan yang bagus, lengang dan panjang justru dapat berbahaya. Tentu juga karena misinya hanya satu: "mangkat slamet, bali slamet". Tidak perlu terlalu terburu.

Pilihan lewat Batu selepas Kediri ditempuh karena itu jalur terpendek. Pilihan lewat tol sepanjang arah pulang mulai dari Singosari karena itu pilihan yang paling efisien dari sisi waktu dan minimalitas kendala. Lalu musuhnya hanya satu selama perjalanan pulang: rasa bosan. Karena perjalanan super lancar.

Ini tentu juga salah satu efisiensi transportasi versi Pakde Jokowi. Sepanjang pulau Jawa terkoneksi jalur bebas hambatan dengan jalan tol. Jakarta-Yogyakarta yang dapat ditempuh lebih dari 24 jam pada arus mudik lebaran, dengan tol cukup 8 sampai 10 jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun