Mohon tunggu...
dian saputra
dian saputra Mohon Tunggu... Konsultan - Motivator Indonesia

Lembaga Training SDM dan Bisnis di Indonesia Hotline 081249758328 atau Kunjungi www.dian-saputra.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Motivasi dari Motivator Kediri "Peran Keluargaku"

4 Februari 2021   11:08 Diperbarui: 4 Februari 2021   11:53 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dian Saputra

Salah satu fungsi dan peran keluarga adalah sebagai tempat untuk bersosialisasi atau berbagi kasih satu sama lain. Di dalam keluarga yang harmonis dengan hubungan antar anggota yang hangat, berbagi kasih mungkin bisa dilakukan setiap hari. Namun, untuk membentuk sebuah keluarga yang harmonis, setiap anggota keluarga wajib menjalankan perannya sesuai tugas dan porsinya masing-masing.

Motivator Kediri yang bernama Dian Saputra menyampaikan bahwa Berbicara mengenai peran keluarga tentu tak lepas dari fungsi sosial, ekonomi, dan pendidikan. Masing-masing anggota keluarga perlu menjalankan perannya dengan baik agar setiap hal yang membentuk fungsi keluarga tersebut dapat berjalan dengan baik pula. Namun sayangnya, masih ada orang-orang yang belum memahami tentang peran dari setiap anggota keluarga, termasuk dirinya sendiri. Apa saja peran dari setiap anggota keluarga? Dalam Hal ini Dian Saputra telah mengaplikasikan pada keluarga dan klient-klien lainnya. Nah, simak penjelasan mengenai peran dari masing-masing anggota keluarga berikut ini.

Peran Ayah dalam Keluarga. Apa yang ada dalam benak Anda ketika membahas tentang peran seorang ayah dalam sebuah keluarga? Sudah pasti jawaban Anda akan mengacu pada pernyataan bahwa ayah adalah kepala keluarga dan orang yang betugas mencari nafkah. Namun, apa saja tugas dari kepala keluarga tersebut? Peran seorang ayah dalam keluarga tak lepas dari tanggung jawabnya untuk memberikan rasa aman dan perlindungan untuk setiap anggota keluarganya. Selain itu, ayah juga harus mengayomi setiap anggota keluarganya dan menjadi pengambil keputusan ketika terjadi sebuah konflik atau permasalahan dalam keluarga. Di samping itu, sebagai kepala keluarga, sudah seharusnya ayah bertugas untuk menafkahi setiap anggota keluarganya selama masih berada dalam usia produktif. Meskipun seorang ayah sudah pensiun dan tidak bekerja lagi, perannya sebagai kepala keluarga tetap harus dijalankan.

Peran Ibu dalam Keluarga. Sama halnya dengan peran seorang ayah, keberadaan seorang ibu juga amat penting dalam sebuah keluarga. Sebagaimana peran keluarga sebagai tempat untuk mencurahkan kasih sayang, ibu menjadi orang yang lebih banyak memberikan kasih sayang kepada suami dan anak-anaknya. Peran seorang ibu sudah pasti mendidik anak, sementara ayah hanya akan mendampingi ibu dalam mendidik anak-anaknya. Selain itu, peran seorang ibu juga meliputi menyediakan makanan untuk semua anggota keluarga dan memberikan suasana tempat tinggal yang layak bagi seluruh anggota keluarga. Namun, bagi ibu yang juga memiliki pekerjaan di luar, ia harus pintar membagi waktu antara mengurus pekerjaan dan rumah tangganya. Seorang ibu juga dapat menjadi penengah ketika terjadi permasalahan antara anak dengan anak atau antara ayah dengan anak. Mengingat peran ibu dalam keluarga begitu bermacam-macam, maka tak salah jika seorang ibu sering mendapat gelar sebagai supermom.

Peran Anak Sulung dalam Keluarga. Anak sulung adalah pengikat perkawinan dan terlahir sebagai anak pertama yang sudah dinanti-nantikan oleh kedua orang tuanya. Peran anak sulung tentu saja mengayomi adik-adiknya untuk menjadi lebih baik. Si sulung juga kerap kali dianggap sebagai yang paling dewasa untuk mengambil keputusan. Jika sudah dewasa, si sulung pun berhak menjadi penengah ketika terjadi konflik antara kedua orang tuanya yang tak kunjung reda. Pada umumnya, anak sulung memegang peran penting dalam keberlangsungan ekonomi dan status sosial dalam keluarga, karena umumnya tahta atau warisan akan diberikan kepada anak yang tertua.

Peran Anak Bungsu dalam Keluarga. Sama seperti anak sulung, peran dari anak bungsu juga dapat menjadi pengikat perkawinan antara suami dan istri. Apalagi, jika kehadirannya sangat ditunggu-tunggu, misalnya saat sepasang suami istri mendambakan anak laki-laki ketika sudah memiliki anak perempuan. Sifat anak bungsu yang umumnya periang dan ingin selalu dimanja dapat menjadi penghibur tersendiri bagi orang tuanya. Bahkan, bukan suatu hal yang tidak mungkin jika si bungsu juga memegang peran penting dalam keberlangsungan ekonomi dan status sosial keluarga.

Kesimpulannya, peran keluarga akan berjalan dengan baik bila setiap anggota keluarganya telah memahami dan melaksanakan perannya masing-masing. Di zaman modern ini, memang banyak anggota keluarga yang menjalankan peran yang berbeda, misalnya seorang ibu menjadi kepala keluarga lantaran si ayah tidak bekerja. Namun, keharmonisan dalam keluarga akan tercipta bila setiap anggota keluarga dapat saling memahami dan mejalankan peran masing-masing dengan baik.

Sejatinya, tanggung jawab mengurus keluarga tak dapat diserahkan pada satu pihak, ibu atau ayah saja. Terlebih bila ayah dan ibu sama-sama bekerja. Karena seperti yang mungkin Anda alami, membagi waktu dan konsentrasi untuk bekerja sekaligus mengurus anak dan rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu kerja sama dan kekompakan antara suami dan istri dalam mengurus keluarga sangat diperlukan.

Namun bicara soal berbagi peran tak semudah membalik telapak tangan. Selain perlu komitmen yang jelas, ayah dan ibu pun dituntut punya kemampuan manajerial yang tak kalah tangguh. Beberapa langkah berikut dapat membantu Anda dan pasangan berbagi peran dengan lebih nyaman dan "damai":

  • Awali Dengan Kesepakatan. Bicarakan masalah pembagian peran dengan suami sejak awal. Pahamilah bahwa dua orang yang bekerjasama akan membawa hasil lebih baik dibanding menyerahkan seluruh tanggung jawab pada satu orang saja. Buatlah kesepakatan bahwa tanggung jawab mengurus keluarga ada di tangan Anda berdua. Dengan komitmen yang sama, Anda dan pasangan akan lebih siap menghadapi berbagai kendala yang mungkin dihadapi.
  • Buat Kalender Keluarga. Seperti halnya mengurus perusahaan, mengurus keluarga pun memerlukan sistem manajerial yang baik, agar kepentingan semua anggota keluarga terpenuhi. Mulailah dengan membuat kalender atau agenda keluarga mingguan. Setiap akhir pekan, catat aktivitas keluarga dalam sebuah agenda, sehingga semua tahu hal atau momen-momen penting yang perlu mendapat perhatian khusus. Tandai hari-hari dimana Anda dan pasangan memiliki jadwal rapat, presentasi atau tugas penting, dan tandai juga aktivitas anak, terutama yang memerlukan kehadiran orang tua seperti jadwal mengambil raport, lomba, atau penampilan seni. Dengan cara ini, ayah dan ibu dapat mendampingi anak saat diperlukan, bergantian sesuai dengan load kerja masing-masing.
  • Rencanakan dan Siapkan Lebih Awal. Salah satu sumber "keributan" dalam keluarga biasanya adalah ketidaksiapan dalam menghadapi suatu tugas atau kewajiban. Sehingga saat tiba waktunya, Anda harus tergopoh-gopoh mencari dan mempersiapkan hal-hal yang diperlukan. Hal ini bisa diatasi dengan mempersiapkan semua kebutuhan itu sebelumnya, sehingga saat tiba harinya, Anda tak perlu bingung. Lakukan dan bagi tugas bersama pasangan, misalnya di akhir pekan ayah membelikan perlengkapan prakarya dan pelajaran anak untuk seminggu ke depan, sementara ibu menyiapkan bekal dan perlengkapan tersebut semalam sebelumnya.
  • Sesuaikan Dengan Kemampuan. Urusan membantu anak belajar, akan lebih mudah dan menyenangkan bila disesuaikan dengan mempertimbangkan skill yang dimiliki ayah dan ibu. Jika ibu lebih mahir dalam bidang science dan matematika, maka ibulah yang sebaiknya turun tangan membantu anak dalam bidang ini. Begitu pula jika Ayah memang memiliki kemampuan bahasa dan seni yang baik, maka sewajarnya ayah yang membantu anak dalam bidang ini. Pasti akan terasa jadi beban bila Anda atau suami harus mengajari anak tentang hal yang Anda sendiri pun kurang menguasai. Sebaliknya, jika Anda suka, maka suasana belajar pun akan lebih menyenangkan.
  • Menikmati Waktu Luang. Setelah sibuk bekerja dan mengurus keluarga, ayah dan ibu juga pantas mendapat "jatah" waktu luang untuk diri sendiri. Anda mungkin berpikir ini akan sulit dilakukan karena segala kesibukan, tapi sebenarnya dengan sedikit kompromi, semua bisa dilakukan. Di akhir pekan, jika ayah ingin golf bersama teman-teman, maka anak-anak dapat beraktivitas dengan ibu, sebaliknya jika ibu ingin ke salon atau ada janji shopping dengan teman-teman, ayah dapat mengajak anak-anak ke taman bermain. Meski hanya memerlukan waktu beberapa jam saja, kegiatan-kegiatan ini dapat membuat ayah dan ibu lebih relaks dan menghilangkan stres. Ayah dan ibu yang gembira, pasti membuat interaksi antar anggota keluarga lebih menyenangkan pula.

    Membagi Peran Keluarga adalah bagian penting dalam mengarungi samudra kehidupan. tanpa pengetahuan dan keilmuan tersebut maka bagaikan kru kapal yang tidak tahu tugas masing-masing sehinggabadai dan ombak besar ditenggah lautan datang mereka kalang kabut dan melarikan diri. Tips Praktis diatas terbukti oleh dian saputra dalam keluarganya serta bisnisnya yang bernama Sinergi Copora Indonesia. Selamat Mengaplikasikan .
     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun