Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Dituduh Mencuri!

3 Mei 2018   11:46 Diperbarui: 5 Mei 2018   08:27 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SD Hilir Lama Foto: Dokpri

SD Hilir Lama 1967

Lonceng berbunyi sebagai pertanda jam keluar main sudah habis, semua murid masuk ke dalam kelas masing-masing, begitu juga kami murid kelas 3. Sebelum pelajaran dimulai guru kami yang kami panggil Pak Datuk dengan peci hitamnya, menanyakan; adakah diantara kami yang mengambil uang (kemudian beliau menyebut sebuah nama) 50 rupiah? Kami semua saling pandang sambil bisik-bisik saling bertanya, siapa yang mengambil? 

Tiba-tiba dari arah belakang seorang murid dengan suara lantang sambil berdiri dengan telunjuk terarah lurus ke arahku dan ingus yang mengalir dari kedua lubang hidungnya berteriak, "Tu... si Mi yang mengambil!"

Bisik-bisik yang tadi terdengar mengaung di ruang kelas serentak menghilang, semua mata mengarah kepadaku dengan pandangan penuh tanda tanya. Aku tidak tahu apakah mereka percaya atau tidak atas tuduhan itu. 

"Aku tidak tahu dan tidak mengambil uang itu, silakan periksa kalau tidak percaya!" Aku balas menjawab dengan lantang

"Sudah, ngaku saja..." kata si penuduh lagi.

"Sudah, sudah, jangan saling tuduh kalau tidak ada bukti..." pak Datuk melerai. "Keluarkan buku pelajaran kalian..." lanjutnya.

Mendengar suara pak Datuk yang tegas, kelas yang tadi sempat gaduh kembali hening, yang terdengar hanyalah suara buku pelajaran dan alat tulis dikeluarkan dari laci meja, pelajaran pun berlanjut seperti biasanya. 

Bubar sekolah aku pulang ke Panti Asuhan atau yang sering disebut orang kampung sebagai asrama anak yatim, yang berada di Ampang yang jaraknya dari sekolah hampir dua kilometer, tempat aku tinggal dan diasuh sejak tahun lalu. Pulang sekolah bertiga berjalan kaki,  aku dan dua anak perempuan kakak beradik murid kelas 4 dan 6 yang tinggal tidak jauh dari asrama.

Sampai di asrama aku meletakkan buku pelajaran, kemudian mengambil kain sarung untuk melaksanakan shalat zuhur di masjid yang berada di seberang jalan, berhadapan dengan asrama.

Selesai shalat dan kembali ke asrama lalu makan, mengisi perut yang lapar dengan paket sepiring nasi yang sudah dilengkapi dengan sayur dan  lauk yang dibagikan rata kepada setiap anak asuh yang berjumlah 13 orang. Aku makan sendiri, karena teman-teman yang lain yang sekolahnya di SD Tangah yang hanya 200 meter dari asrama, sudah duluan makan dan mereka juga sudah berangkat pergi mengaji di madrasah Ibtidaiyah yang memakai tempat di gedung PGA yang juga tidak begitu jauh dari asrama. Selesai makan aku bersiap pergi mengaji. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun