Mohon tunggu...
Diana Putri
Diana Putri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - cagur

Sedang berusaha mengurangi konsumsi kopi,gula,dan tepung berlebih. Mengisi hari-hari dengan niatan mengurangi konsumsi beberapa hal diatas dengan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat untuk Bapak

11 November 2017   23:43 Diperbarui: 11 November 2017   23:56 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Malam ini, 11 November 2017 Saya seorang mahasiswi disalah satu Universitas Islam Negeri yang pernah anda kunjungi. Ingin menyampaikan segala sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada bapak mantan Walikota Solo, Mantan Gubernur DKI, dan sekarang sedang menjadi orang nomor satu dinegeri. saya sendiri sebenarnya juga takut membuat surat ini. saya tidak tahu apa yang akan terjadi kepada saya setelah ini. Tapi katanya ini negara demokrasi jadi saya bebas untuk mengomentari tanpa melewati, melupakan batas ideologi.

  Kompasiana ini saya jadikan sebagai alat untuk menyampaikan apa yang ingin saya sampaikan ke bapak, yang dimana ketika saya mencoba menulis  ''Bapak'' di google yang keluar gambar bapak berambut tipis,rapi, dan banyak kerutan didahi. namun tidak hanya bapak Jokowi masih banyak bapak lainnya yang muncul karena mungkin berdampak pada Negeri, Baik tokoh luar atau dalam negeri. Baik orang berdampak atau hanya iseng agar masuk tipi.

  Bapak Jokowi, malam ini dengan tulisan sederhana ini yang dimana saya terinspirasi karena melihat vlog anak negri sebut saja mas kaesang dan sedikit ulasan dari rakyat Republik Indonesia ini. Saya mulai kepikiran untuk membuat surat  di kompasiana ini, yang menjadi tugas saya dua tahun ini, dan dilakukan setiap minggu dan selalu dengan harapan agar menjadi artikel headline. Tapi tidak hanya itu saja saya juga berharap mendapat sepeda kayak mbak Raisa yang awalnya hanya bercanda, eh ternyata sepedanya dibawa. Malam ini saya ingin bertanya, semoga surat ini benar - benar dibaca agar anda bisa tertawa dengan nada unik yang hanya dimiliki oleh anda.

  Malam ini saya mencoba mengetik nama ''Bapak'' di google images dimana panggilan itu adalah panggilan khas untuk  beberapa orang yang pernah menjadi nomor satu di RI , terlebih anda karena anak - anak dan istri anda memanggil dengan nama khas ini setiap hari yang saya rasa dingin ditelinga dan hati saya. Tentu saja yang muncul tidak sesuai dengan yang saya harapkan yaitu anda.  Dengan ini saya belajar bahwa apa yang dimaksud dan diinginkan tidak selamannya bisa menjadi kenyataan. 

Namun ketika saya terus scroll kebawah saya menemukan beberapa kerutan dahi yang saya rasa tidak asing dan akhirnya saya menemukan foto anda, ya yang diatas itu fotonya. Disini saya juga belajar bahwa jika kita terus mengejar tanpa menyerah dengan usaha dan doa yang maksimal maka kita akan menemukan apa yang saya inginkan.

  Saya adalah seorang putri dari seorang bapak yang mengidolakan anda, entah mengapa dan ada apa bapak saya selalu mencintai anda. Ketika tanpa sengaja saya membacakan berita dari Instagram yang belum diketahui kebenarannya dan ini berita buruk tentang anda, bapak saya adalah orang pertama dirumah yang mengatakan bahwa itu tidak mungkin, itu dibuat - buat.

 Jika saya menjawab '' Pak Jokowikan manusia ya wajar kalau buat salah'', maka beliau akan menjawab '' iya wajar, tapi kamu jangan langsung percaya lo'' beliau selalu meminta saya untuk memeriksa lebih lanjut agar tahu kalau itu benar atau salah. Ya saya hanya remaja biasa yang kagum terhadap kesabaran Pak Jokowi serta menyukai nada ketawa Pak Jokowi tapi ya tetap saja Instagram lebih menarik, ya saya pasti akan memilih untuk lihat yang lain daripada menuruti bapak saya. 

  Pak Jokowi bagaimana menurut anda tentang profesi Guru Pendidikan Anak usia Dini, yang dipandang sebelah mata oleh sebagian manusia di negara ini? karena saat ini saya sedang menjalani kuliah untuk mendapat pekerjaan mulia itu. Tapi pak sedikit curhat, saya pernah hampir putus ditengah jalan hanya karena omongan orang, seperti ini misalnya '' sekolah tinggi - tinggi cuma buat ngajar TK '', lalu ada lagi '' sekolah S1 biaya mahal buat jadi guru TK yang bayarannya gak seberapa'', lalu ada lagi '' dadi guru TK iku gak mbois'' (jadi guru TK itu gak keren).

Lalu ada lagi '' sekolah jauh - jauh cuma jadi guru TK ngapain?'' dan masih banyak lainnya yang lumayan menguji mental saya. Lalu saya pernah mendengar beberapa nasehat bahwa menjadi guru TK adalah pekerjaan mulia, menjadi orang pertama yang mengajar al fatehah serta surat - surat pendek dalam al - qur'an, yang akan mereka gunakan sholat sampai mereka menghadap Allah untuk yang terakhir kalinya, yang dimana kita pengajarnya apabila mereka membaca maka pahala mengalir, bukan hanya itu saja mengajari mereka membaca Al - qur'an,  peduli terhadap lingkungan juga akan berdampak baik untuk kita. 

Tapi terlepas dari itu apabila mereka nantinya tidak sesuai harapan konon katanya kita juga mendapat dosanya, Naudzubilah min dzalik. Tapi bukan itu tujuannya saya mengajar mereka dengan ikhlas, saya ingin mereka mendapatkan pengajaran dan pelajaran yang terbaik dari guru yang professional dan ahli dibidangnya, tidak hanya bertepuk tangan dengan nyanyian lantang didalamnya tapi juga beberapa manfaat yang dapat berguna dan digunakan untuk mereka nantinya. Makanya disini bismillah saya berusaha untuk mencapainya agar dapat mejadi pendidik yang luar biasa, yang tentu juga seizinNya. Bismillah salam Sharing

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun