Stunting pada Masa Pandemi Covid-19 Permasalahan stunting (gagal tumbuh) masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah Indonesia. Stunting adalah kondisi tinggi badan seseorang yang kurang dari normal berdasarkan usia dan jenis kelamin. Tinggi badan merupakan salah satu jenis pemeriksaan antropometri dan menunjukkan status gizi seseorang. Adanya stunting menunjukkan status gizi yang kurang (malnutrisi) dalam jangka waktu yang lama (kronis). Diagnosis stunting ditegakkan dengan membandingkan nilai z skor tinggi badan per umur yang diperoleh dari grafik pertumbuhan yang sudah digunakan secara global (Aryu Candra, 2020).
Meningkatnya kasus stunting di masa pandemi covid-19 menjadikan Universitas Pekalongan berinisiatif untuk berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting melalui praktek belajar lapangan yang dilakukan secara daring dan dilaksanakan oleh Mahasiswa S1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan di wilayah tempat tinggal masing-masing salah satunya di Desa Semut, Kecamatan Wonokerto , Kabupaten Pekalongan.
Desa Semut merupakan salah satu dari 11 (sebelas) Desa di Kecamatan Wonokerto dan salah satu dari 285 Desa/Kelurahan di Kabupaten Pekalongan yang terletak di wilayah timur pusat kota Kecamatan Wonokerto.
Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional,sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
Sebelum pelaksanaan kegiatan , telah dilakukan advokasi dan meminta dukungan sosial kepada pihak terkait yaitu pihak Kecamatan Wonokerto, Kelurahan Desa Semut, Ketua RT dan kader posyandu. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode door to door atau dari rumah ke rumah. Dalam pelaksanaan kegiatan ini mahasiswa mengkaji adanya stunting di masyarakat dan mengidentifikasi dengan memberikan kuesioner kepada orang tua balita yang memiliki anak berumur dibawah 2 tahun. Â Dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengundang kerumunan , maka dari itu mahasiswa menggunakan strategi door to door / dari rumah ke rumah.
Berdasarkan pengambilan data dan penyusunan prioritas masalah tidak ditemukan anak yang mengalami stunting tetapi ada 1 orangtua yang kurang rutin untuk membawa anaknya ke posyandu namun hal tersebut masih bisa diatasi, Dengan hal tersebut maka dilaksanakan beberapa kegiatan seperti edukasi stunting melalui media brosur dan poster, edukasi pentingnya posyandu, edukasi dan praktek cara pembuatan MPASI yang baik dan benar, dan pembagian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) kepada balita.
Hal tersebut merupakan upaya dari pemberdayaan keluarga dengan penyebaran informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga sehingga terbentuk perubahan perilaku untuk mencegah stunting di Desa Semut Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan.