Mohon tunggu...
Dian Prihantoro
Dian Prihantoro Mohon Tunggu... -

pujakesuma (putera jawa kelahiran sumatera)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Selalu Ada Makna dari Setiap Perkara...Berawal dari Jari yang Tak Lagi Sempurna..

17 Mei 2012   13:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:10 1675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13372607551316310662

Sore itu akan slalu kukenang karena kecerobohanku.. Baru masuk kerja di shift dua, aku kebingungan mencari satu benda yang entah kenapa sampai saat ini kulupa apa namanya. Apes mungkin karena benda tersebut menuntunku pada satu kecelakaan ringan. Yah.. demi benda tersebut aku mencari ke seluruh sudut ruanganku dan salah satu sasarannya adalah tas pinggang berisi peralatan kerjaku. Tas tersebut sengaja selalu kutinggal di ruangan agar bisa digunakan isinya oleh anak-anakku. Singkat kata jemariku mulai lincah mengaduk-aduk setiap sudut tas dan sampai pada satu kantung kecil di bagian luar. Saat jari tangan kananku masuk, mulanya kutamukan lipatan kertas coretan target harian. Selanjutnya terasa dingin dan seolah terdengar bunyi “cess...”. Saat kucabut jariku, darah segar terlihat mengucur.. Rupanya ada satu isi cutter “telanjang” yang tersimpan di kantong tersebut.

Aduuuh.. Cerobohnya, siapa yang lalai meletakkan isi benda tajam tersebut tanpa busana? Setelah mengobati luka dengan P3K yang bisa kulakukan, aku terdiam sejenak. Lama kupandang jari tengah yang sekarang cacat di bagian yang biasa untuk sidik jari tersebut. Perasaan yang semula marah.. pelan tapi pasti berubah menjadi geli. Kenapa? Karena kalau aku acungkan jari tengah maka akuakan melihat jelas bekas luka di jari itu. Wait!!.. Tuhan Maha Besar.. Di balik musibah kecil ini, dia memberikan satu pelajaran hidup padaku..

Sahabat.. Tuhan seolah mau mengingatkanku bahwa aku perlu lebih hati-hati tentunya juga tidak ceroboh dalam bertindak. Lebih dari itu, jari tengah yang terluka seolah menyadarkanku bahwa Tuhan ingin agar aku tidak mengacungkannya. Acungan jari itu dengan kombinasi jari lain yang ditekuk biasanya merupakan satu tanda penghinaan, pelecehan, atau umpatan terhadap orang lain jika kita tidak dalam suasana hati atau kondisi yang nyaman. Juga bisa merupakan balasan setelah menerima acungan jari yang sama dari orang lain.

Di sinilah uniknya pelajaran Tuhan.. Dengan terlukanya si jari, maka aku akan tidak mengacungkannya karena tak lagi sempurna fisiknya. Begitu juga dalam kehidupan, hendaknya kita tidak merendahkan, melecehkan, atau mengumpat orang lain serta tidak membalas jika menerima perlakuan yang tidak baik. Kenapa? Karena kita manusia.. tiada satupun yang sempurna. Ada jari lain yang dapat digunakan bersama si jari tengah jika kita hendak bersalaman untuk saling memaafkan atas suatu perselisihan. Ada lima jari tangan kanan yang bisa digunakan untuk menepuk lembut bahu mereka yang perlu ditegur atau diingatkan. Dan ada sepuluh jari tangan untuk saling bergandeng tangan dalam team saat mengalami kegagalan agar bisa bangkit lagi. So, masih mau mengacungkan jari tengah?

[caption id="attachment_177650" align="aligncenter" width="300" caption="tak ada lagi acungan jari tengah"][/caption]


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun