Dari Limbah Jadi Cuan, Mahasiswa Stikes Banyuwangi ubah limbah pertanian jadi Inovasi Lip serum lewat ajang PKM

Persoalan limbah pertanian masih menjadi tantangan di banyak daerah, termasuk Banyuwangi yang dikenal sebagai salah satu sentra buah naga terbesar di Indonesia. Setiap kali musim panen tiba, ribuan ton buah naga dipetik dan dipasarkan ke berbagai wilayah. Sayangnya, batang buah naga yang menopang tanaman biasanya ditebang dan hanya berakhir dibakar. Aktivitas ini tidak hanya menimbulkan asap yang mengganggu kesehatan, tetapi juga berpotensi mencemari lingkungan.

Berangkat dari keresahan tersebut, Kelompok dari mahasiswa STIKES Banyuwangi mencoba melihat sisi lain dari limbah batang buah naga. Mereka melakukan penelusuran melalui jurnal penelitian dan menemukan fakta menarik yaitu ternyata batang buah naga  menyimpan sejumlah senyawa bioaktif yang bermanfaat, seperti flavonoid, polifenol, tanin, dan saponin. Senyawa-senyawa ini dikenal memiliki aktivitas antioksidan yang berperan penting dalam menangkal radikal bebas penyebab penuaan dini serta berbagai gangguan kesehatan pada kulit dan mukosa.

Dari riset tersebut, tim mahasiswa ini mulai merancang sebuah inovasi. Mereka memformulasikan ekstrak batang buah naga menjadi produk lip serum alami. Tidak berhenti di situ, mereka juga mengombinasikan hasil ekstraksi dengan tiga keunggulan utama, yaitu:

1. Ceramide untuk memperbaiki dan menjaga lapisan pelindung alami kulit bibir.

2. Vitamin C sebagai antioksidan sekaligus membantu mencerahkan bibir kusam.

3. Vitamin E yang berfungsi melembapkan dan menutrisi kulit bibir agar tetap sehat.

Hasilnya adalah sebuah lip serum inovatif yang tidak hanya melembapkan bibir, tetapi juga membantu mencegah sariawan berkat kandungan antioksidan alami dari batang buah naga. Produk ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa limbah pertanian tidak selalu identik dengan masalah. Dengan kreativitas dan ilmu pengetahuan, limbah justru bisa menjadi ajang cuan sekaligus solusi ramah lingkungan.

Melalui karya ini, mahasiswa STIKES Banyuwangi menunjukkan bahwa inovasi tidak harus dimulai dari bahan mahal atau teknologi canggih. Dari sesuatu yang dianggap sampah pun, lahirlah produk bernilai tinggi yang bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan.