Banyuwangi dikenal luas sebagai salah satu penghasil buah naga terbesar di Indonesia. Setiap musim panen, ribuan ton buah naga dipetik dan dipasarkan ke berbagai daerah. Namun, ada sisi lain yang jarang diperhatikan: batang buah naga. Setelah buah dipanen, batangnya biasanya ditebang, dibuang, bahkan dibakar karena dianggap tak berguna. Padahal, jumlah limbah batang ini sangat besar dan berpotensi mencemari lingkungan.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, sekelompok mahasiswa STIKES Banyuwangi mencoba melihat batang buah naga dari sudut pandang berbeda. Alih-alih sekadar limbah, mereka menemukan bahwa batang buah naga menyimpan kandungan antioksidan alami yang sangat bermanfaat. Antioksidan ini berperan penting dalam menangkal radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh.
Dari hasil penelusuran itulah lahir sebuah inovasi sederhana namun bernilai tinggi, lip serum berbahan ekstrak batang buah naga. Produk ini dirancang untuk membantu menjaga kesehatan bibir, melembapkan, serta melindungi dari kerusakan akibat paparan radikal bebas.
Inovasi ini tidak hanya memberi solusi bagi masalah limbah pertanian, tetapi juga membuka peluang baru dalam pemanfaatan sumber daya lokal. Limbah batang buah naga yang selama ini terbuang percuma, kini bisa diolah menjadi produk yang ramah lingkungan sekaligus bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan.
Kisah ini membuktikan bahwa kreativitas mahasiswa STIKES Banyuwangi bisa mengubah sesuatu yang dianggap sepele menjadi karya berharga. Batang buah naga yang dulu hanya jadi tumpukan sampah, kini berpotensi memberi nilai tambah bagi masyarakat Banyuwangi dan bahkan bisa menjadi inspirasi inovasi serupa di daerah lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI