Mohon tunggu...
Diah Trisnamayanti
Diah Trisnamayanti Mohon Tunggu... Guru - Pengajar, Ibu rumah tangga, Penulis

I had worked as a teacher at about 23 years. I teach Majoring English in SMK MedikaCom Bandung. Sometime I write in my blog, Facebook, Twitter, Linked, Instagram or Wattpad. I write actually in my spare time after teaching my class. I just wanna to try my positive behavior in order that my students will rise them up more better than me. If I had a lot of trouble to giving lesson, I just send my difficulty to Allah S.W.T.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perubahan Kurikulum Itu, Perlukah?

20 September 2023   06:27 Diperbarui: 20 September 2023   06:29 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

             'REKA PERTANYAAN YANG MENGGELITIK DIANTARA MASYARAKAT DAN PENDIDIK'

              

Oleh Diah Trisnamayanti, S.S.

Guru Bahasa Inggris - SMK MedikaCom Bandung

Sebelum ada Kurikulum Merdeka, masayarakat pendidik dikuatkan dengan kurikulum 13 dan kurikulum 2004. Banyak masyarakat berasumsi bahwa tiap ganti presiden, ganti menteri maka akan diganti pula kurikulum yang digunakan. Pendidikan tetap saja seperti ini.

Sebenarnya "Perubahan Kurikulum itu, perlukah?" reka pertanyaan ini justru menyeruak di masyarakat sampai dengan sebahagian para pendidik. Hal itu menggelitik keingintahuan saya, apakah kurikulum itu memang perlu diubah atau tidak?

"Kurikulum merupakan titik awal sampai dengan titik akhir pengalaman belajar murid. Kurikulum itu kompleks dan multidemensi" kata-kata ini disampaikan oleh Itje Chodijah yang membuat saya sontak merenungkan kembali. Apakah saya sudah memberikan pengalaman belajar yang diharapkan oleh murid-murid saya?

Di satu masa, saya hanya membantu murid saya sedikit yaitu dengan menuliskan beberapa kosa kata yang dibutuhkan murid ketika dia harus melewati pembelajaran yang terkait pelajaran bahasa Inggris. Murid itu menanyakan "Apakah Bahasa Sunda itu termasuk dalam "language" atau hanya sekedar "dialek" saja?" Padahal saya mengajar Bahasa Inggris. Dia mengungkapkan pertanyaan tersebut kepada saya dengan gayanya dalam bahasa Inggris.

Jujur; saya berterimakasih pada murid saya yang menanyakan hal ini. jawaban saya waktu itu adalah Bahasa Sunda bukan "dialek" tetapi " language" yang memiliki akar kata dan perkembangan kata menjadi kalimat dan seterusnya -- disampaikan dalam bahasa Inggris pula -- membuktikan bahwa murid bisa berkomunikasi aktif jika kita mampu mengimbangi apa yang dia butuhkan.

Perkembangan pembelajaran yang sangat mendalam tentang konteks dari murid yang antusiastik ketika mendalami informasi apa yang disebut bahasa dalam kurikulum merdeka membuat saya kembali merenungkan semua perilaku, perkataan dan perbuatan dari masyarakat satuan pendidikan yang dapat mempengaruhinya berpikir sedemikian itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun