Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Belajar Bahasa Menggunakan Otak Naluri, Neurosains Bilang Apa?

14 Januari 2023   08:22 Diperbarui: 15 Januari 2023   00:39 1702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang anak belajar bahasa | via unsplash @ Leonardo Toshiro

Bahwa masa sekarang ini kita dapat membalikkan sasaran (ilmu sosial) di mana lingkungan sosial dipengaruhi oleh naluri sosial bawaan. (Matt Ridley)

Akhirnya saya kembali lagi, Saudara. Setelah begitu lama saya meninggalkan meja tulis Kompasiana milik saya ini semakin berdebu. 

Ya, meniti laju disrupsi informasi Anda boleh menyebutkan beragam isu yang bersliweran di dunia persilatan media sosial kita akhir-akhir ini. Mulai dari permainan lawas a la latto-latto yang  beranjak nge-hits hingga segala berita konflik seputar maraknya perilaku negatif menyoal seksualitas anak remaja.

Perubahan budaya menyebabkan anak-anak berada pada tataran dunia yang serba praktis. Permainan dan disrupsi informasi kembali berputar layaknya piringan hitam. Produk masa dulu yang sempat menjadi tren, sekarang mulai dilirik kembali.

Terinspirasi oleh sebuah artikel keren yang diunggah oleh salah satu kompasianer yang berjudul "Antropolinguistik, Memahami Budaya Melalui Praktik Berbahasa" membuat ingatan saya seperti terhubung pada sebuah konsep evolusioner milik sang legendaris Charles Darwin. 

Antropologi linguistik tentu saja tidak dapat lepas dari kajian psikologi bahasa. Pada masa kekinian dunia psikologi mulai melepaskan diri dari sasaran tujuan ilmu sosial abad dua puluh. 

Perubahan arah pandangan yang dipengaruhi oleh muatan teknologi sains telah berkembang sedemikian rupa. Entah telah mendapat persetujuan publik secara mayoritas ataupun belum, pada kenyataannya perkembangan kajian bahasa mulai beralih sasaran pada pandangan baru. 

Salah satu isu perkembangan ilmu sosial adalah bahwa sains kini mampu melacak algoritma mekanisme otak sebagai dasar pemetaan perilaku manusia. Di mana bahasa menempati ranah penting dalam perkembangan budaya. 

Sangat menarik ketika kita menyigi bagaimana perkembangan bahasa sangat mempengaruhi perilaku manusia. Sehingga lingkungan bukan lagi menjadi subjek prioritas pembentuk budaya. Namun sebaliknya. Bahwa manusia melalui perkembangan bahasanya dinilai mendapat high value dalam pembentukan budaya.

Pada tataran sejarah, rupa-rupanya homo sapiens di zaman purba mulai mengembangkan bahasa pada saat menemukan percik teknologi api. Hingga kini, bahasa telah menjadi jembatan bagi berkembangnya kebudayaan dalam kelompok sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun