Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penghormatan Untukmu, Black Mamba

27 Januari 2020   16:37 Diperbarui: 27 Januari 2020   17:34 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter.com › espn

Tak perlu memaksakan orang lain untuk meniru kita, atau menjalankan apa yang kita mau. Hanya sesederhana menjadi diri sendiri. Bukankah sangat membahagiakan jika kita dapat memberikan "rasa" positif bagi orang-orang di sekitar kita? Jadi bagaimana? Mau mencoba?

2. "Saya tidak tahu apakah saya bisa mencapai bulan, atau apa pun juga. Jika saya jatuh dari tebing atau ketinggian, maka terjadilah seperti itu. Saya akan tetap belajar."

Pernyataan Kobe Bryant yang ini memang sangat tidak enak didengar, apalagi diikuti. Pertanyaan saya, apakah ada diantara kita yang mau gagal? Pertanyaan yang konyol dan mudah dijawab, bukan?

Ya, tentu saja tak ada satu pun diantara kita yang inginkan kegagalan. Tak ada. Tapi pada kenyataannya, siapa diantara kita yang pada perjalanan hidupnya tak pernah melalui tahap kegagalan? Adakah? Jika memang ada, wow...Anda sangat beruntung, sobat.... Beruntung? Benarkah?

Mari kita bersama cermati.

Jika dalam hidup kita hanya terjadi hal-hal yang datar-datar saja, akankah kedewasaan kita bertumbuh? Katakan saja, karir kita lurus, suami atau istri di rumah menjalani rutinitas monoton setiap hari seperti tak pernah ada masalah, teman-teman kita tak pernah berbeda pendapat dengan kita, Dan hari-hari Kita dipenuhi dengan rutinitas yang itu-itu saja. Bukankah itu akan menjadi hal yang membosankan?

Manusia cenderung melakukan hal yang berlawanan dengan idealismenya untuk dapat mengaktualisasikan diri dalam lingkungannya.

Jadi bukan hal yang aneh, bila kita pernah mengalami tahap "gagal" dalam hidup kita. Hanya bagaimana kita menyikapi kegagalan tersebutlah yang akan menjadi penentu hidup kita akan seperti apa.

Sadarkah kita, bila saat ini kita semua sedang berada dalam sebuah "sekolah"? Saya sering menyebutnya sebagai "universitas kehidupan". Tugas kita adalah belajar.

Permasalahan dan kegagalan dalam hidup patut kita syukuri. Mengapa? Karena tanpa kegagalan kita tak kan tahu bagaimana belajar untuk bangkit, tanpa kegagalan, kita tak akan belajar bagaimana mempunyai seorang sahabat sejati yang selalu berada di samping kita, tanpa kegagalan kita tak akan belajar mempunyai semangat untuk terus berusaha menemukan hal terbaik dalam hidup kita.

Selamat bagi Anda yang telah berjuang dan belajar untuk terus berusaha menemukan yang terbaik. Rehat sebentar tak mengapa. Namun bukan rehat untuk selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun