Tegal Education Fair (TEF) 2024 telah sukses digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tegal pada 2–3 Mei 2024 di sepanjang Jalan Pancasila. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024 yang mengusung tema nasional “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar.”
Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Disdikbud Kota Tegal, Bapak M. Ismail Fahmi, S.IP, M.Si, dan diikuti oleh lebih dari 100 institusi pendidikan dari berbagai jenjang dan latar belakang. Tidak mengherankan jika TEF 2024 digadang-gadang sebagai pameran pendidikan terbesar yang pernah diselenggarakan di Kota Tegal. Dukungan masyarakat, antusiasme pengunjung, serta semangat kolaborasi dari berbagai instansi membuat gelaran ini layak mendapat apresiasi tinggi.
Namun di balik kesuksesan itu, TEF 2024 masih menyisakan sejumlah catatan penting, khususnya terkait aspek teknis dan manajerial yang dinilai belum optimal.
Kendala Teknis dan Keterlambatan Penataan Stand Menjadi Sorotan
Salah satu persoalan utama yang menuai kritik adalah keterlambatan dalam penataan stand pameran. Berdasarkan pantauan di lapangan, stand-stand yang dijadwalkan rampung sejak pukul 08.00 WIB, baru sebagian kecil yang selesai sekitar pukul 11.30 WIB. Lebih parahnya, stand bernomor 1 hingga 59 baru selesai dipasang hingga malam hari, bahkan satu di antaranya tercatat baru rampung pada pukul 23.00 WIB.
Kekurangan partisi pameran sebagai pembatas antar-stand disebut menjadi penyebab utama keterlambatan tersebut. Akibatnya, pihak panitia bersama event organizer (EO) akhirnya harus mencari tambahan partisi dari luar kota, termasuk dari Pemalang. Kondisi ini tentu cukup menghambat proses dekorasi dan kesiapan para peserta dalam menyambut pengunjung.
Membludaknya Pengunjung dan Minimnya Regulasi Kunjungan
Selain kendala teknis, persoalan dalam pengaturan arus pengunjung juga menjadi perhatian. Pada hari pertama, ribuan pengunjung terutama pelajar dari berbagai sekolah, memadati area pameran secara bersamaan, bercampur dengan masyarakat umum. Sayangnya, tidak ada regulasi kunjungan yang jelas atau pembagian waktu yang terstruktur.
Minimnya informasi terkait jam operasional di media promosi juga berkontribusi pada ketidakteraturan pengunjung. Ditambah cuaca yang cukup panas, situasi yang penuh sesak membuat sejumlah pelajar mengalami kelelahan hingga pingsan.
Idealnya, hal ini seharusnya dapat diantisipasi pihak sekolah dengan melakukan koordinasi agar kunjungan siswa dibagi secara bergelombang, tidak harus serempak di pagi hari. Terlebih, mengingat TEF 2024 berlangsung dari pukul 07.30 hingga 21.00 WIB, sehingga tersedia cukup waktu untuk kunjungan yang lebih nyaman dan teratur.
Harapan dan Rencana untuk TEF 2025