Mohon tunggu...
DIAH AYU NOVITA
DIAH AYU NOVITA Mohon Tunggu... DIAH AYU NOVITA SARI NIM 181910501020

MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Selanjutnya

Tutup

Money

Multi Sektor Analisis

17 November 2019   18:11 Diperbarui: 17 November 2019   18:12 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Berkembangnya suatu wilayah dapat menyebabkan wilayah tersebut menjadi pusat perekonomian sering dengan peningkatan jumlah PDRB dan pertumbuhan sektor-sektor pendukung. Hal ini berarti,  pertumbuhan ekonomi wilayah yang berkembang pesat tadi dapat mempengaruhi perkonomian di wilayah lainnya, di butuhkan penanganan yang baik agar wilayah tersebut dapat memiliki daya saing yang kuat dengan wilayah yang lainnya dengan cara mempertimbangkan faktor-faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di wilayah itu sendiri. Kegiatan perencanaan pembangunan sektor ekonomi di sutu wilayah dimulai dengan mengidentifikasi sektor unggulan atau potensial wilayah (Widodo, 2006)

Untuk mengetahui atau menganalisa faktor dan industri apa saja yang berkontribusi dalam keungguln yang kompetitif, megetahui kelemahan dan kelebihan suatu sektor, maupun mengidentifikasi relasi faktor pendukung dibutuhkan MSA atau Multi Sector Analysis. Multi Sector Analysis (MSA) sendiri merupakan sebuah teknik analisa kualitatif yang digunakan untuk menilai faktor-faktor yang memiliki daya saing dan berkontribusi di dalam pengembangan suatu wilayah (Robert and Stimson, 1998). Stimson berpendapat juga bahwa Multi Sector Analysis ini digunakan untuk menilai daya saing dan resiko suatu industri di masa yang akan datang.

Multi sector analysis ini menggunakan 3 alat analisis untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sektor-sektor dalam meningkatkan daya saing ekonomi yakni Analisis SWOT dengan melihat kelemahan dan kekuatan sektor-sektor suatu wikayah, Matrix Theory yang menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif dengan membandingkan sektor industri dengan berbagai kriteria, dan structural analysis adalah analisis yang digunakan untuk mengevaluasi atau mengatasi suatu permasalahan dalam analisis SWOT. Multisector analysis ini memiliki manfaat dalam penggunaannya yakni untuk mengetahui faktor-faktor apa saja di dalam industri yang berpengaruh terhadap keunggulan kompeitif, mengukur kekuatan dan kelemahan suatu sektor industri, untuk identifikasi huubungan antar faktor yang mendukung perkembangan suatu industri, dan untuk mengukur seberapa besar kesempatan dan pasar baru untuk pengembangan ekonomi wilayah.

Terdapat beberapa faktor penentu pengembangan perekonomian di suatu wilayah, yang pertama adalah daya saing, daya saing dapat menjadi suatu penggerak atau pendorong ekonomi suatu wilayah dalam keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Dalam pengukuran keunggulan kompetitif Multisector Analysis terdapat tiga elemen daya saing yakni

  • Kemampuan pusat (core competencies),
  • Menurut Hamel dan Prahalad (1994), core competencies yang dimaksud dalam daya saing wilayah berupa sumber daya keunggulan wilayah, teknologi, kemampuan, dan infrastruktur yang mendorong keunggulan kompetitif. Core competencies dapat digunakan untuk mengukur dua nilai diantaranya: daya saing sektor industri dan daya saing kemampuan pusat. Kompetensi inti adalah karakteristik unik dari suatu wilayah dalam menggunakan sumber daya, teknologi, keterampilan (skill), infrastruktur, dll dengan tujuan untuk mengembangkan keunggulan kompetitifnya. Untuk mengukur indeks kompetensi inti, penelitian ini mengkalikan perspektif responden atas tingkat kekuatan (Strength/S) dan tingkat kepentingan (Importance/I) faktor-faktor yang membentuk dan/atau faktor daya tarik (attractiveness factors) kompetensi inti Jakarta.
  • Infrastruktur strategis ( strategic infrastructure)
  • Infrastruktur strategis dalam penentuan daya saing wilayah adalah segala bentuk infrastruktur yang mendukung penambahan nilai sebuah kegiatan. Tidak semua infrastruktur dinyatakan strategis. Infrastruktur strategis dapat berupa sumber daya internal seperti alam, fiskal, teknologi, dan sumber daya manusia yang mendukung wilayah untuk bersaing dalam investasi, pengembangan, dan perdagangan. Adapun infrastruktur strategis dapat berupa elemen fisik yang memfasilitasi usaha produksi, transportasi, dan perdagangan ekspor yang menambahkan nilai sektor. Infrastruktur strategis diketahui berperan penting dalam pengembangan ekonomi dan daya saing wilayah. Bahkan sebuah kesalahan kecil yang terjadi dalam infrastruktur strategis berdampak sangat signifikan terhadap daya saing industri, ekonomi, dan perdagangan. Infrastruktur stategis sangat berpengaruh dalam penentuan daya saing suatu daerah karena daya saing suatu industri dan faktor-faktor terkait daya saing sangat berkorelasi dengan dukungan infrastruktur yang baik. Infrastruktur strategis dapat meningkatkan nilai tambah dari aktifitas ekonomi unggulan, memfasilitasi produksi, transportasi, dan ekspor.
  • Manjemen resiko (Risk Management)
  • Manajemen resiko yang dimaksud dalam daya saing wilayah adalah elemen-elemen resiko, alam, manusia, pasar, dll yang berdampak terhadap kinerja ekonomi wilayah. Manajemen resiko secara signifikan akan berpengaruh terhadap daya saing ekonomi wilayah dan keunggulan kompetitif. Penilaian resiko wilayah adalah salah satu elemen penting dalam MSA yang sangat krusial dalam perencanaan strategis, dan juga dalam manajemen wilayah dan keputusan investasi (Mason and Harrison, 1995). Selama ini sudah ada model perhitungan yang dapat digunakan untuk 21 mengevaluasi dampak resiko ekonomi secara nasional, namun kebanyakan model yang ada tidak cukup untuk mengetahui dampak dan penilaian resiko pada level wilayah.
  • Selain itu menurut AS/NZS 4360:2004 juga ditentukan dua aspek yang penting dalam penilaian dampak resiko yaitu kemungkinan (likelihood) dan konsekuensi (consequences). Penilaian kedua aspek tersebut dilakukan dengan menggunakan skala yang nantinya akan menunjukkan kategori dampak resiko. Berikut ini adalah tabel penentuan nilai dampak yang dapat digunakan:


  • Manajemen resiko wilayah membutuhkan pendekatan pengembangan strategis yang dapat melihat resiko baik secara internal maupun eksternal. Karena itu manajemen resiko terbagi atas exogenous dan endogenous resiko.
  • * Exogenous risk adalah resiko yang dilihat secara eksternal. Terdapat empat pendekatan yang dapat digunakan untuk mengurangi resiko exogeneous wilayah yaitu: pembatasan secara kolektif, dukungan dan perlindungan industri, sistem inovasi daerah, dan strategi kerjasama. Gambar 6. Tabel Penentuan Nilai Dampak 22
  • * Endogenous risk adalah resiko yang dilihat secara internal. Terdapat empat pendekatan yang dapat digunakan untuk mengurangi resiko exogeneous wilayah yaitu: kluster industri, peningkatan kerjasama lokal, dan peningkatan proses konsultasi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun