Mohon tunggu...
Dhiyaul Furqon
Dhiyaul Furqon Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kiprah Pesantren dalam Pendidikan Indonesia

10 Juli 2018   09:53 Diperbarui: 10 Juli 2018   10:00 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KIPRAH PESANTREN DALAM PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh : Dhiyaul Furqon

Pendidikan merupakan sesuatu yang urgent  dalam kehidupan, kita tahu pendidikan merupakan  pondasi dalam membangun peradaban dalam segala aspeknya : spiritual, intelektual, daya imajenasi , fisik ,keilmuan dan bahasa ,baik secara individual maupun kelompok, serta mendorong seluruh aspek tersebut untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan. 

Kita sebagai manusia merupakan sasaran atau obyek pendidikan yaitu meningkatkan sumber daya manusia. Beribadah kepada Allah merupakan tugas dari manusia itu sendiri, kita menjadikan pendidikan  sebagai sarana untuk melahirkan manusia yang bisa mengembangkan potensi yang ada pada kita, sehingga dapat melaksanakan fungsi  pengabdian kita kepada allah yaitu ibadah.

Sebagai warga Indonesia, mestinya kita tidak asing lagi dengan kata pesantren.  Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sudah menjamur dan sudah lama berjalan di tanah air ini. Bahkan sejak zaman walisongo. Lembaga ini merupakan lembaga yang tidak direncanakan atas pembentukannya, karena biasanya pesantren ini timbul secara natural, yang asal nya hanya ada satu dua santri yang belajar kepada kiai , sehingga lambat laun banyak santri yang ikut belajar kepada kiai tersebut , hal inilah yang menyebabkan pesantren di bentuk.

Selain pendidikan formal  yang sudah diatur pemerintah, pesantren  merupakan pembeda dari yang lainnya. Di pesantren , kita dididik oleh seorang kyai selama 24 jam. Mulai pagi hingga pagi lagi. karena biasanya  kyai mempumyai peran besar dalam membentuk karakter santrinya. Kita dibisakan hidup mandiri, makan tidak ada yang menyiapkan seperti hanya dirumah, mengatur  keuangan pun kita harus pintar memenejnya. Kesalahan memenej keuangan bisa menyebabkan kanker(kantong kering) sebelum waktunya.

Dipesantren  kita diajarkan hidup secara bersama, mulai lingkup warga  kamar sampai warga sepesantren,  kita bisa belajar gambaran dari sebuah pesantren,  yang nantinya akan kita temukan dimasyarakat secara nyata. hidup bergotong royong , saling menyapa, tidak egois merupakan makanan yang sering kita santap.  Gambaran yang kita temukan di masyarakat  rata-rata sudah kita pelajari waktu di pesantren.

Dengan kegiatan yang sudah diatur oleh lembaga pesantren , selain mengaji kita juga diajarkan kegiatan  ekstra kulikuler seperti  khitobah, rebana, dan lain sebagainya ,yang nantinya sebagai santri harus siap untuk menghadapi kebutuhan masyarakat . para santri diajarkan berwirausaha sejak dipesantren, sehingga nantinya ketika pulang kerumah masing-masing, santri tidak kebingungan mencari pekerjaan. 

Kita diajarkan untuk membuat lapangan pekerjaan bukan mencari pekerjaan, jargon yang biasanya dipakai oleh santri adalah  pekerjaan apapun boleh kita lakukan yang penting halal . itulah yang sering kita temukan dimasyarakat , banyak santri yang berwirausaha mulai berdagang keci-kecilan sampai  menjadi pengusaha yang sukses. Undang-undang nomer 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional  : membentuk manusia yang beriman, bertakwa , berahlak mulia, berkepribadian , memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, ketrampilan , sehat jasmani dan rohani, memiliki rasa seni, serta bertanggung jawab bagi masyarakat bangsa dan Negara.  Ketika kita cermati amanat undang undang, paling tidak pesantren ikut berperan serta mewujudkannya.

Sebagai lembaga pendidikan , peran utama pesantren adalah menyelenggarakan pendidikan keislaman kepada para santri, namun kita tahu dari masa ke masa pesantren tidak hanya focus dalam bidang pendidikan islam tetapi juga peran-peran social bagi masyarakat yang ada disekitarnya. Salah satu peran penting pesantren dalam sejarah negeri Indonesia adalah keterlibatan para santri dalam melawan penjajah.

Menurut Wahjoetomo dalam Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan (Gema Insani Press, 1997) seperti dikutip Asyuri (2004), masyarakat pesantren mengadakan aksi terhadap Belanda dengan tiga macam. Pertama, uzlah (mengasingkan diri). Mereka menyingkir ke desa-desa dan tempat terpencil yang jauh dari jangakauan kolonial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun