Pada tanggal 22 April, bertepatan dengan peringatan Hari Bumi, Presiden Amerika, Joe Biden, turut mengundang 40 kepala negara untuk membicarakan terkait permasalahan iklim, termasuk mengundang Presiden Indonesia.Â
Forum tersebut berlangsung dalam beberapa sesi dengan tema spesifik. Sesi pertama yaitu membahas tentang Raising Climate Ambition, dimana setiap kepala negara menyampaikan ambisi iklim yang tertuang dalam NDC (Nationally Determined Contribution) terbaru. Banyak negara yang menyampaikan net zero target pada tahun 2050.
Sesi kedua yaitu terkait dengan Investing in Climate Solution, dengan poin utama bahwa peningkatan investasi terkait adaptasi dan ketahanan iklim sangat penting untuk dilakukan terutama di negara berkembang. Terdapat kebijakan utama terkait hal tersebut, diantaranya: penetapan harga karbon (carbon pricing), mengatasi risiko berkaitan dengan iklim, dan menghapus subsidi bahan bakar fosil secara bertahap. Â
Sesi ketiga membahas tentang empat topik spesifik yang perlu menjadi fokus pemerintah serta semua pihak terkait, diantaranya yaitu aksi iklim pada semua lapisan masyarakat; adaptasi dan ketahanan iklim; solusi berdasarkan alam (nature-based solution); dan keamanan iklim (climate security).
Sesi keempat memberikan penekanan dengan tema Unleashing Climate Inovation. Tema tersebut menggarisbawahi pentingnya inovasi teknologi untuk mempercepat transisi net-zero emission. Sekitar 45% pengurangan emisi diperlukan dari inovasi teknologi yang saat ini masih belum tersedia secara komersial.
Sesi kelima berdiskusi terkait The Economic Opportunities of Climate Action. Presiden Joe Biden menyatakan bahwa negara-negara yang memprioritaskan kebijakan terkait dengan transisi energi terbarukan, manufaktur kendaraan listrik, dan pengurangan metana akan meningkatkan lapangan pekerjaan dan kemakmuran ekonomi di tahun-tahun mendatang.
Disesuaikan oleh: Dhita Mutiara Nabella (Founder Komunitas Cerita Iklim, Peneliti Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia).