Pandemi Covid-19 di Indonesia merupakan bagian dari penyakit corona virus 2019 (Covid-19). Setahun sudah pandemi covid-19 melanda dunia, tak terkecuali Indonesia. Virus corona telah menginfeksi jutaan orang, para ilmuwan menilai banyak hal yang harus dibenahi bangsa dalam menyikapi pandemi ini.
Wabah ini telah menghantui miliaran orang, dengan terus meningkatnya angka infeksi dan kematian akibat penyakit yang kemudian disebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai covid-19. Virus yang menyerang organ pernafasan membuat lebih dari 114 juta orang terinfeksi virus ini.
Melihat pendidikan di tengah virus corona ini, Indonesia masih belum siap untuk melaksanakan pendidikan dengan baik khususnya pelajar dan siswa yang tidak bisa belajar secara daring. Sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran daring tidak tersedia secara merata di berbagai daerah di Indonesia. Pada sistem pembelajaran daring, para pelajar juga banyak mengeluh akibat tidak maksimalnya pendidikan, kedisiplinan, etika dan hal yang menyangkut psikologi anak tidak terajarkan dengan baik.
Menteri Pendidikan Nadiem Makarim sendiri mengakui bahwa pembelajaran daring ini memiliki sedikitnya tiga dampak negatif yakni ancaman putus sekolah karena pelajar terus berada di rumah, penurunan capaian belajar, dan kekerasan pada anak.
Beberapa sekolah memilih mengambil resiko dengan memilih proses pembelajaran secara luring dengan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat meski hanya sehari dalam seminggu ataupun dua pekan sekali untuk mengantisipasi mereka yang kesulitan dengan signal maupun smartphone, terlebih kepada mereka yang berada di daerah pedesaan maupun pegunungan.