Dari Tradisi ke Inovasi: Perjalanan Kacang Hijau di Gelar Karya Kuliner
Dalam dunia kuliner, inovasi tak selalu datang dari bahan yang mahal atau asing. Terkadang, bahan lokal yang sangat akrab di keseharian kita justru menyimpan potensi luar biasa untuk diolah menjadi sajian yang unik dan modern. Itulah semangat yang saya bawa dalam tugas akhir sekaligus pameran Gelar Karya di jurusan Tata Boga mengangkat kacang hijau sebagai bahan utama dalam dua kreasi kuliner: Dadar Gulung Lava dan Teh Tarik Spherification.
Kacang Hijau: Murah, Bergizi, dan Penuh Potensi
Alasan saya memilih kacang hijau cukup sederhana. Selain mudah didapat dan kaya manfaat, kacang hijau juga sudah menjadi bagian dari identitas kuliner Indonesia. Namun, sering kali kita melihatnya hanya sebatas isian onde-onde, bubur, atau wedang. Padahal, dengan sedikit sentuhan kreativitas, bahan ini bisa “naik kelas” dan tampil dalam bentuk yang berbeda dari biasanya.
Dadar Gulung yang Berubah Wajah
Kreasi pertama saya adalah Dadar Gulung Lava, yaitu kulit dadar gulung berwarna hijau alami yang saya bentuk menyerupai bunga mawar. Kulit ini tidak diisi seperti biasa, melainkan disajikan dengan saus vla kacang hijau yang diberi efek meleleh saat disantap—itulah mengapa saya menyebutnya “lava”.
Yang membuatnya lebih menarik, saya menyajikannya bersama saus gula merah yang dibentuk menjadi popping boba. Boba gula merah ini memberi kejutan rasa manis yang langsung pecah di mulut saat dikunyah. Seluruh sajian dikemas dalam paper cup kecil agar lebih praktis dan menarik saat dipamerkan.
Teh Tarik Kacang Hijau yang Berbeda