Ada berbagai alasan untuk kemudian muncul adanya pikiran untuk tidak menyelesaikan sebuah tulisan. Tulisan ini saya tulis karena saya sudah lama senang membaca namun tak pernah sekalipun menyelesaikan sebuah tulisan.Â
Dan ini adalah curahan hati saya bagaimana saya bisa seperti ini dan bagaimana cara mengatasinya. Saya harap pada tulisan ini saya dapat menyelesaikan tulisan yang saya mulai. Mari kita membaca basmallah terlebih dahulu. Bismillah...
Salah satu alasannya adalah 'rasa' yang sudah berbeda dan emosi yang kian mati. Rasa yang berbeda dirasakan akibat emosi yang kian mati. Saat emosi memenuhi rongga dada serta pikiran, kita harus fokus dan memikirkan apa yang kita rasakan, mengapa kita merasakan hal itu lalu apa yang akan dilakukan setelahnya.Â
Kita harus semakin mengasah kemampuan kita untuk berpikir kritis dalam setiap keadaan agar dalam setiap peristiwa dalam hidup berjalan menjadi sebuah makna. Jika kita sudah merasakan dan menemukan alasan dibalik emosi tersebut, kita dapat menuliskan inti dari emosi, rasa dan makna dari suatu peristiwa.
Oleh karena itu sebaiknya ketika ada suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi, sebaiknya kita segera ambil alat tulis kita baik itu digital atau pun secara tertulis dan kemudian segera menuliskannya sebelum inspirasi itu hilang.
Rasa percaya diri untuk kemudian menyelesaikan tulisan pun perlu dibangun dengan adanya kepercayaan dan dukungan terhadap diri sendiri bahwa diri ini dapat menyelesaikan sebuah tulisan dengan tuntas dan rapi.Â
Jangan pernah mencoba untuk meragukan diri apalagi merendahkan disaat kita ingin menggapai apapun mimpi kita kedepannya. Yang kita bisa lakukan adalah mencoba dan terus mencoba serta belajar sepanjang hayat.Â
Rasa percaya diri ini perlu untuk dilatih dan dimunculkan kembali ke permukaan untuk membunuh rasa-rasa minder, takut, tidak percaya atau pun hanya sekedar khawatir bahwa tulisan itu jelek.Â
Sejatinya, penulis paling terkenal sekalipun pernah mengalami yang namanya tulisan paling parah pertamanya yang kemudian menjadi sejarah saat tulisannya yang lain mendunia. Oleh karena itu penting untuk menanamkan rasa "Tidak apa-apa" kepada segala hal yang diusahakan oleh diri sendiri.
Dua alasan diatas adalah alasan terbesar saya tidak pernah menyelesaikan apapun yang ingin saya selesaikan meskipun itu adalah hal yang baik. Saya akan menyelesaikan jika itu merupakan sebuah kewajiban yang harus saya kerjakan dan akan mempengaruhi kuliah dan kehidupan saya jika saya tidak menyelesaikan tugas tersebut.Â
Namun jika hal itu merupakan sebuah opsi seperti halnya hobby atau untuk mengasah sebuah kemampuan, maka saya seringkali menyerah di tengah jalan saat membaca tulisan saya begitu tidak karuan dan tidak beraturan. Namun saya sendiri sadar, saat dimana kita menyerah akan keadaan disitu pula kita gagal.Â