Mohon tunggu...
Dhea Amanda
Dhea Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Andalas

Sastra Indonesia 2010722014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manfaat Rangkiang di Masa Pandemi bagi Masyarakat Minangkabau

28 Februari 2021   14:27 Diperbarui: 28 Februari 2021   14:30 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manfaat Rangkiang di Masa Pandemi bagi Masyarakat Minangkabau

Orang Minangkabau menggunakan rangkiang untuk menyimpan padi. Rangkiang ini berbentuk seperti rumah adat lengkap dengan atap yang bergonjong dan lantai yang ditinggikan seperti rumah panggung, rangkiang ini tidak memiliki jendela dan hanya memiliki sebuah lubang yang terletak di dinding bagiang atas, sehingga kita memerlukan tangga untuk menyimpan atau mengambil padi. Rangkiang ini terbuat dari kayu dengan atap terbuat dari ijuk. Ukuran dari rangkiang ini jauh lebih kecil dari Rumah Gadang. Biasanya terletak di halaman depan Rumah Gadang di bagian samping.


Jenis-jenis Rangkiang


Rangkiang di Minangkabau terbagi menjadi 4 jenis, yaitu: Rankiang sitinjau lauik, rangkiang sibayau bayau, rangkiang sitengga lapa, dan yang terakhir rangkiang kaciak. Fungsi dari rangkiang ini pun berbeda-beda. Berikut merupakan fungsi-fungsi dari rangkiang berdasarkan jenisnya:

1. Rangkiang sibayau bayau
Rankiang
ini biasanya dipakai oleh orang Minangkabau untuk menyimpan padi yang akan mereka makan sehari-hari.
Ciri-cirinya adalah memiliki 6 buah tiang sebagai penopang dan biasanya terletak berjejer dengan rangkiang sebelah kanan

2. Rangkiang kaciak
Rangkiang
ini memiliki fungsi untuk menyimpan benih benih padi yang akan mereka tanam kembali menjadi sawah di musim selanjutnya
Ciri-cirinya memiliki 4 buah tiang, atapnya tidak memiliki gonjong seperti rangkiang-rangkianglainnya, dan memiliki ukuran lebih kecil dari rangkiang-rangkianglainnya.
3. Rangkiang sitengga lapa
Memiliki fungsi untuk menyimpan padi di masa-masa yang sulit, contohnya saja pada masa covid-19 ini
Ciri-cirinya yaitu, memiliki ukuran yang lebih besar dari rangkiang yang lain, memiliki empat buah tiang, dan dindingnya seperti persegi dengan atap yang bergonjong.
4. Rangkiang sitinjau lauik
Rangkiang
ini berfungsi sebagai penyimpanan padi yang akan dijual kepada masyarakat Minangkabau ke pasar.
Ciri-cirinya yaitu, memiliki empat buah tiang sebagai penopang, ukuran dinding diameter atasnya lebih besar daripada ukuran diameter bawahnya, biasanya diletakkan di tengah di antara empat rangkiang lainnya.

Keuntungan Rangkiang pada Masa Covid-19
Di deteksi pada tanggal 2 Maret 2020 covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia. Hal tersebut menggegerkan masyarakat hingga mereka berbondong-bondong untuk membeli masker dan handsanitizer untuk melindungi diri. Jalanan yang semula ramai menjadi lebih sepi dikarenakan masyarakat takut untuk keluar. Namun, masih ada masyarakat yang tidak peduli akan hal itu hingga membuat masyarakat yang positif covid-19 semakin meningkat, pada akhirnya diberlakukanlah Pembatasan Sosial Berskala Besar atau disingkat dengan PSBB.
Semua orang takut keluar bahkan untuk membeli keperluan pangan mereka. Namun, bagi masyarakat Minangkabau memanfaatkan rangkiang untuk menjaga ketahanan pangan ketika PSBB sehingga mereka tidak harus keluar rumah untuk membeli beras. Karena keterbatasan ruang gerak, masyarakat Minangkabau yang memiliki rangkiang dapat menjaga bahan pangan mereka di sana, mereka dapat mengambil penyimpanan beras mereka menggunakan tangga bambu untuk mengambil beras melalu lubang yang terletak di bagian atas dinding rangkiang, apabila tangga bambu itu sudah tidak diperlukan, biasanya masyarakat Minangkabau menyimpan tangga bambu itu kembali di bawah Rumah Gadang.
Sayangnya, rangkiang di Minangkabau sudah jarang ditemukan. Semakin hari Rumah Gadang sudah mulai berkurang sehingga rangkaian juga turut berkurang. Bahkan terkadang kita dapat melihat Rumah Gadang yang sudah roboh dan ditinggalkan begitu saja oleh penghuninya. Hal ini disebabkan masyarakat lebih memilih membuat rumah biasa yang lebih mudah dibandingkan membuat Rumah Gadang. Kejadian ini dapat dibuktikan dengan banyaknya rumah-rumah biasa yang berjejer di Sumatera Barat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun