Mohon tunggu...
Dhedi R Ghazali
Dhedi R Ghazali Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Saya hanya seorang penulis yang tidak terkenal.

Saya hanya pembaca yang baik dan penulis yang kurang baik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Alhamdulillah, Saya Memiliki Istri yang Baik

25 April 2019   13:16 Diperbarui: 25 April 2019   13:41 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

 ALHAMDULILLAH, Saya Memiliki Istri yang LUAR BIASA

Suatu hari, ketika hari libur sudah sejak malam saya bertekad ingin momong anak. Tekad itu saya tancapkan kuat-kuat. Usia anak saya, Aisyah, baru berumur 9 bulan. Malam itu saya diajari istri saya mempersiapkan MP-ASI buat Ais. Pikir saya itu hal yang mudah. Mulailah saya ke dapur. Diajari ini-itu. Ternyata tak semudah yang dibayangkan sebab di saat yang sama juga harus mensteril dot susu. Biasanya kegiatan tersebut diselesaikan istri saya pada pukul 22.00, maklum harus nunggu dek Ais tidur dulu. Biasanya tidur jam 8 malam atau 9 malam. Bahkan kadang jam 10 malam baru bisa mulai dan selesai jam 11 malam.

Tak lama kami beranjak ke kamar dan tidur. 1 jam kemudian, Dek Aish bangun. Ada siklus di mana anak seumuran dia akan bangun di tengah malam untuk minum susu. Istri lantas menggendong Aish ke dapur untun membuat susu. Tibalah pagi hari. Sekira jam 4 pagi dek Ais bangun. Alhamdulillah anak saya bukan termasuk anak yang rewel. Bangun pun tak menangis hanya biasanya langsung ngajak ibunya bermain. Entah ingin glosotan di lantai atau bermain lempar bola-bola kecil. Dengan mata yang masih ngantuk dan malas saya ikut bangun sebab sudah bertekad momong anak.

Pagi-pagi sekira pukul setengah 6, istri saya menyiapkan makanan, kembali berjibaku di dapur. Tidak hanya buat aish tapi juga buat saya. Saya mengajak Aish keluar untuk jalan. Senang rasanya melihat buah hati tersenyum. 30 menit berlalu, sudah saja saya bosan. Aisyah merajuk. Barangkali benar kata banyak orang, anak kecil itu sangat paham suasana hati orang yang sedang mengasuhnya. Rasa bosan perlahan diikuti rasa kesal. Tapi saya dah bertekad. Akhirnya saya jalani aja.

Pukul 07 pagi, makanan buat Aish sudah siap. Tibalah waktu menyuapi. Ah gampang pasti, pikir saya. Empat suapan berjalan lancar. Suapan berikutnya sudah mulai agak susah. Pikir saya dedek sudah kenyang. Tapi ternyata bukan itu alasannya. Ada ilmu tersendiri dalam menyuapi debay. Allhuakbar. Ternyata harus ekstra sabar. Sampai sini benar-benar saya sudah merasa sangat lelah. Selesai makan, lanjut memandikan. Ketika membuka baju anak, saya kesulitan. Belum lagi Aisyah merengek. Astagfirullah... ternyata buat membuka baju anak aja susahnya minta ampun.

Singkat cerita, 20 menit kemudian Ais sudah wangi. Selesai mandi saya bingung harus ngapain. Saya ajak aish bermain. Tapi rupanya anak kecil mudah bosan. Makin bingung saya. Jam 10 saya sampai belum mandi. Ternyata begitu juga istri saya setiap hari, belum bisa mandi sebelum aish tidur. Jam 10.30 aish baru tidur, itupun hanya sebentar. Jam 11.30 an dia sudah bangun. Waktunya makan siang. Seperti semula, harus ekstra bersabar. Singkat cerita, pukul 15.30 waktunya memandikan. Dan seperti itu setiap hari.

Demi Allah. Ternyata sangat lelah mengasuh anak. Harus sabar. Saya baru paham kenapa ada ibu yang bisa terkena syndrome Baby Blues sampai membentak anak bahkan melakukan kekerasan. Sungguh pekerjaan yang sangat berat dan melelahkan melebihi pekerjaan kantor.

Malam harinya, ketika istri dan anak saya sudah tidur, diam-diam saya amati wajah mereka. Tak terasa air mata turun. Ya Rabb. Alhamdulillah Kau berikan Saya istri yang sangat luar biasa. Perlu pembaca ketahui, saat ini istri saya hamil dengan usia kandungan 18 minggu. Selama ini dia harus menjaga anak yang baru berusia 9 bulan dan juga menjaga kandungan yang membuat perutnya sudah mulai membesar. Demi Allah, sungguh saya sangat merasa bersalah dan malu kepadanya.

Apa yang ingin saya katakan sebenarnya? Percayalah bahwa Allah sebaik-baiknya Pengatur. Allah sudah mengatur peran suami dengan istri dengan sangat baik tanpa sedikit kecacatan pun. Jangan pernah berfikir peran Anda sebagai suami lebih besar dari peran soerang istri atau sebaliknya. Dalam berkeluarga, semua sudah memiliki peran masing-masing dan tentu satu sama lain harus saling membantu dan menguatkan pasangannya saat menjalankan perannya. Timbulnya perceraian dan pertengkaran dalam rumah tangga bisa berawal dari saling klaim paling beperan dalam keluarga. Saling acuh dengan peran masing-masing tanpa mau memahami peran pasangannya.

Bagi Anda yang sudah menjadi seorang ayah, cobalah sesekali menggantikan istri mengasuh anak. Rasakan sendiri betapa berat dan lelahnya istrimu. Berapa dia adalah sosok yang luar bisa dan ekstra sabar.

Terakhir, untuk istriku FadhiLa Yuni Setiyana tercinta dan tersayang. Maafkan suamimu yang selama ini masih menjadi suami yang belum sempurna. Kau istri yang luar biasa. Istri yang benar-benar menjadi pelengkap dalam hidupku ini. Salam sayang untukmu selalu. Dan untu anakku Aisyah Zahira Nursyifa, kamu juga anak yang luar biasa. Anak yang tidak rewel yang bisa memahami keadaan emakmu dan calon adik dalam kandungannya. Ayah yakin kamu akan menjadi kakak yang baik. Tak lupa syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan pendamping hidup yang luar biasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun