Mohon tunggu...
dhea rahma pratama
dhea rahma pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa pendidikan masyarakat

saya mahasiswa pendidikan masyarakat, universitas pendidikan indonesia, semester 3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Para Ahli terhadap Pendidikan Sosial dan Budaya

18 Mei 2022   22:15 Diperbarui: 18 Mei 2022   22:19 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pergeseran paradigma pembelajaran mengedepankan hasil belajar mencapai nilai akademik saja menyebabkan kepedulian terhadap pembelajaran yang mengangkat kekayaan kebudayan kearifan lokal semakin rendah. 

Pentingnya nilai sosial berbasis budaya harus dikenalkan sejak anak kecil melalui rancangan kegiatan beragam menanamkan kecintaan secara bertahap serta melatih pembiasaan pada anak mengembangkan nilai atau norma luhur budaya melalui karakter yang baik berlaku di masyarakat. Berikut adalah beberapa para ahli yang berkontribusi dalam pendidikan sosial dan budaya.

Dalam jurnal yang berjudul Bourdieu on Education and Social and Cultural Reproduction, menjelaskan bahwa Bourdieu berkontribusi pada masalah struktur, agensi dan habitus, otonomi budaya sekolah berwewenang dan perlu perbedaan antar efek primer dan sekunder pada perbedaan pendidikan. 

Konsep Bourdie mempelajari cara produksi; perbuatan wewenang budaya, modal budaya, warisan budaya, habitus, kekerasan simbolik, strategi reproduksi dan lintasan kelas yang semakin jelas dalam wacana pendidikan sosiologi konsep ini tidak selalu diartikulasikan penuh dan posisi teoritis kompleks. Teori sosial menjelaskan praktik budaya yang mapan dari sosialisasi laki-laki yang agresif dalam kondisi struktural ketidakstabilan politik. 

Saran Bourdieu pada struktur ketidakstabilan politik diinternalisasikan sebagai seperangkat disposisi, habitus, yang kemudian menghasilkan praktik-praktik yang sesuai. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan struktur prinsip dari mana agen menghasilkan praktik yang diatur, karena prinsip struktur itu adalah karakter yang sebenarnya dari budaya itu sendiri. Habitus adalah struktur yang terinternalisasi dan perwujudan fisik dari struktur objektif. 

Seperti dua sisi mata uang, habitus disusun oleh prinsip-prinsip struktur, sebagai kode dan praktik disusun oleh prinsip-prinsip habitus. Budaya literasi sekolah dalam antropologis merupakan kesewenang-wenangan, dan banyak yang tidak memiliki budaya ini, tidak ada relevansinya dengan argumen ini.

Selanjutnya, dalam jurnal yang berjudul A Critical Review of Vygotsky's Socio-Cultural Theory in Second Language Acquisition menjelaskan tentang kontribusi yang diberikan oleh Vygotsky terhadap teori sosial budaya di bidang pendidikan secara umum, dan linguistik terapan khususnya. 

Konsep penting Vygotsky tentang teori sosial budaya seperti ZPD, mediasi, perancah, internalisasi dan pidato pribadi dieksplorasi dan disorot menunjukkan bahwa implikasi dan penerapannya harus didiskusikan. Teori sosio-kulturalnya menekankan pada peran yang dimainkan oleh artefak sosial, budaya dan sejarah dalam perkembangan mental anak. 

Konsep Vygotsky (1978) untuk memfasilitasi para pemula yang dapat berpartisipasi dan meningkatkan kemampuan berbahasa. Zona Perkembangan Proksimal adalah untuk setiap anak yang sedang berkembang secara kognitif. ZPD adalah jarak antara tingkat perkembangan aktual yang ditentukan oleh pemecahan masalah secara mandiri dan tingkah perkembangan potensial yang ditentukan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewsa atau dalam kolaborasi dengan teman sebaya yang lebih mampu. 

Kemudian, Mediasi merupakan alat representasi sebagai penggunaan adopsi oleh anak untuk menyelesaikan suatu masalah atau mencapai target. Dan scaffolding sebagai situasi yang diciptakan untuk teman sebaya atau orang tua anak dapat mengambil bagian dan meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya ke tingkat kinerja yang lebih tinggi. 

Menurut Ellis (2000) teori sosio-kultural menekankan bagaimana pelajar menyelesaikan tugas dan menunjukkan bagaimana interaksi di antara pembelajar menjadi perancah dalam pemerolehan bahasa kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun