Mohon tunggu...
dhea rahma pratama
dhea rahma pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa pendidikan masyarakat

saya mahasiswa pendidikan masyarakat, universitas pendidikan indonesia, semester 3

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Pendidikan Keluarga terhadap Mental Anak

23 Desember 2021   08:06 Diperbarui: 23 Desember 2021   10:23 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan Masyarakat

Penjelasan mengenai pendidikan masyarakat yaitu layanan pendidikan untuk masyarakat yang tidak pernah membeda-bedakan dari segi usia, jenis kelamin, tingkatan ekonomi, ras suku dan agama. Pendidikan berbasis masyarakat sesungguhnya bukan hanya dilaksanakan melalui jalur pendidikan luar sekolah (nonformal) saja. UU No. 20 Tahun 2003 pasal 13 ayat (1) menyebutkan bahwa "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya". Oleh karena itu, pendidikan berbasis masyarakat dapat juga mengambil jalur formal, nonformal dan informal. Konsepnya meningkatkan masyarakat untuk  mempunyai rasa kesadaran, kepedulian, kepemilikan, keterlibatan, dan tanggung jawab. Tetapi, jika menurut P.M. Cunningham (dalam Husen dan Postlethwaite, 1994:900-901) pendidikan masyarakat merupakan hal yang kontras dengan yang diselenggarakan negara. Kalau pendidikan masyarakat diartikan sebagai proses pendidikan untuk membangun potensi dan partisipasi masyarakat di dalam upaya proses pengambilan keputusan secara lokal, maka pendidikan masyarakat merupakan respon dari ketidakmampuan negara dalam melayani penduduknya untuk menyelesaikan berbagai aktivitas pembangunan, baik dalam bidang ekonomi, rehabilitasi perumahan, pelayanan kesehatan, latihan kerja, pemberantasan buta huruf, dan bidang pendidikan. Premis yang digunakan pada pendidikan masyarakat adalah pendidikan itu tidak dapat dipisahkan dari kultur dan masyarakat tempat pendidikan itu terjadi. Ia senantiasa berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat (empowerment of communities).

Semua masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan pendidikan yang bertujuan untuk perubahan kompetensi dapat ditemukan dari pendidikan masyarakat. Berbagai macam pelayanan pendidikan masyarakat, yaitu Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Kesetaraan, Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain (playgroup), Tempat Penitipan Anak, Satuan Pendidikan Sejenis (SPS), Kursus dan Pelatihan, Pendidikan Perempuan, Pendidikan Orang Dewasa, dan Taman Baca Masyarakat (TBM). Dalam pembahasan ini, saya akan membahas tentang Pendidikan Usia Dini. Lebih mengarah ke pendidikan dari keluarga yang mempengaruhi karakter dan mental anak mereka.

Pendidikan Usia Dini

Sebenarnya manusia pasti membutuhkan pendidikan sejak ia lahir di dunia yaitu semenjak ia bayi. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi manusia yang optimal melalui proses pembelajaran, memperoleh ilmu dan pengetahuan, serta cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Anak merupakan aset berharga bagi keluarganya, lingkungan sekitarnya dan bagi bangsa. Anak juga merupakan generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang. Pendidikan anak usia dini sangat perlu saat ini. Pendidikan anak usia dini adalah tempat bagi anak usia emas untuk mengembangkan fondasi dasar, karena usia dini hanya datang sekali dan tidak dapat diulang lagi, yang sangat menentukan untuk pengembangan kualitas manusia selanjutnya. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Peran Keluarga Dalam Mendidik Anak

Pendidikan dalam keluarga sangat penting dan merupakan pilar pokok pembangunan karakter seorang anak. Dalam keluarga seoarang anak belajar bersosialisasi, memahami menghayati dan merasakan segala aspek kehidupan yang tercermin dalam kebudayaan. Beberapa peran keluarga kepada anak, yaitu mengajarkan nilai moral dan tingkah laku yang baik dalam masyarakat (bersosialisasi), berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, mengajarkan untuk saling melindungi terutama keluarga yang sudah tua (jompo), memberikan kasih sayang yang penuh, jika menegur tidak dengan perbuatan kasar dan nada tinggi. Semua peran itu agar anak bisa menerapkan pembiasaan kepada keluarganya sendiri dan kepada orang lain. Yang biasanya dilakukan oleh orang tuanya terhadap anaknya ini menjadi cerminan anak di masa depan.

Pengaruh Pendidikan Keluarga Untuk Anak

Di dalam lingkungan keluarga dimana anak-anak berinteraksi baik dengan kedua orang tuanya beserta anggota keluarga lainnya, maka mereka dengan sendirinya akan mudah memperoleh sentuhan pendidikan formal berupa bentuk pembiasaan-pembiasaan seperti cara makan, tidur, bangun pagi, berpakaian, sopan santun dan sebagainya. Keluarga memberikan pengaruh pada pembentukan budi luhur bagi seorang anak, salah satunya adalah sopan santun dan hormatnya anak. Budi luhur bukan keturunan melainkan produk pendidikan dalam keluarga, perpaduan anatara akal, kehendak dan karsa. Kejujuran merupakan hal penting bagi individu dalam menjalani hidup, dan tahap awal penanaman sikap jujur dimulai dari keluarga. Penanaman sikap jujur dapat dimulai dari perilaku orang tua yang selalu bersikap dan berkata jujur. Dengan begitu, maka akan lebih mudah bagi seoarang anak menanamkan sikap jujur pada dirinya karena tidak pernah merasa dibohongi.

Keluarga harus bisa jadi tempat yang nyaman untuk anak seperti rumah untuk kembali pulang. Perilaku anak yang baik maupun buruk itu semua disebabkan oleh didikan orang tuanya bagaimana mendidik sejak anak masih kecil hingga dewasa. Tidak semua keluarga beruntung untuk bisa menjadi keluarga yang harmonis, yang merasakan pahitnya bisa karna faktor ekonomi, dan perilaku orang tuanya terlalu mementingkan kesibukan pekerjaannya sehingga tidak bisa untuk memperhatikan anaknya, tidak sering untuk memberikan kasih sayang, dan susah untuk meluangkan waktu bersama anak. Sehingga saat anak sudah besar, anak tidak sepenuhnya mengenal orang tuanya, tidak pernah merasakan kasih sayang dan berkomunikasi yang baik dengan orang tuanya.

Ketika orang tua merasa benar dengan cara mendidik anak, tetapi tidak bisa diterima oleh anaknya. Misalnya, dikarenakan cara yang digunakan untuk menasehati, mengingatkan, menegur, dan mengajarkan belajar kepada anak itu terlalu kasar, terlalu buru-buru, tidak bisa sabar, dan semena-mena. Hal itu bisa mengakibatkan anak menjadi berontak dan tidak ingin untuk menuruti orang tuanya, selalu merasa sedih dan murung, memendamkan amarahnya, merasa selalu salah dan tidak ingin berkomunikasi dengan orang tuanya. Hal ini juga mengakibatkan kesalahpahaman diantara orang tua dan anak sehingga mereka saling membutuhkan orang lain untuk mencurahkan isi hati mereka masing-masing dan sekalian untuk bisa jadi mediasi diantara keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun