Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengembalikan Muruah Jamu Atasi Pandemi

1 April 2021   16:28 Diperbarui: 1 April 2021   18:18 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jamu menjadi salah satu warisan nenek moyang yang saat ini masih menjadi bagian dari budaya masyarakat. Jamu perjalanan panjang etnobotani, sebagai media penyembuh dari luka dan penyakit. Pandemi Covid-19 menjadikan jamu kembali naik daun, dimana diyakini jamu bisa meningkatkan imunitas tubuh atau sebagai immunomodulator.

UKSW sebagai salah satu perguruan tinggi Swasta di Salatiga dengan multi etnisnya adalah adalah harta karun yang melimpah jika berbicara jamu. Masing-masing suku di Nusantara ini memiliki pengetahuan lokal dalam pengobatan, dalam hal ini adalah dengan jamu.

Di UKSW ada suku Toraja, yang sudah lama memanfaatkan daun miyana/mayana atau dalam bahasa jawa daun iler sebagai obat batuk, sakit pernafasan. Ada beberapa hasil penelitian yang memanfaatkan daun tersebut sebagai obat TBC, dimana senyawa yang di dalamnya bisa mengurangi jumlah infeksi dari bakteri Mycobacterium. Selain itu daun tersebut juga mampu meningkatkan imunitas tubuh ditandai peningkatan limfosit yakni indikator meningkatnya kekebalan tubuh.

Jamu bisa untuk lansia (dok.pri)
Jamu bisa untuk lansia (dok.pri)
Di sisi lain, suku Jawa memanfaatkan daun sambiloto yang terkenal pahit sebagai jamu cekokan atau pahitan. Konon katanya bisa meningkatkan nafsu makan, gairah tubuh, sakit batuk dan saluran pencernaan. Begitu juga jamu dalam ramuan seperti kunyit asam dan beras kencur yang hampir ada dalam keseharian masyarakat jawa.

Dengan demikian, obat-obat tradisional tersebut lewat kajian ilmiah dan pendekatan budaya ingin kembali dihidupkan dan dimasyarakatkan. UKSW menggelar minum jamu bersama sekaligus pembagian masker dan madu.

Sasaran kegiatan ini ada anak-anak milenial agar mengerti dan memahami jamu. Ada edukasi tentang jamu, sumber dan manfaatnya. Ada juga pengemudi ojek daring yang selalu terpapar dengan lingkungan luar dan harus memiliki kekebalan tubuh ekstra. Masyarakat luas juga diundang untuk minum jamu bersama.

Jamu untuk semua kalangan (dok.pri).
Jamu untuk semua kalangan (dok.pri).
Secara tidak langsung acara ini bisa menggugah pemahaman masyarakat, masih banyak obat yang tumbuh di sekitar kita yang bisa dimanfaatkan. Edukasi tentang jamu juga menjadi pemelihara warisan leluhur berkaitan dengan kearifan dan pengetahuan lokal dalam pengobatan tradisional.

Masa pandemi dimana vaksin belum merata, jamu bisa menjadi perangsan imunitas tubuh agar kekebalan itu tetap terjaga. Sangat sayang jika tubuh ini terus-terusan terpapar dan tergantung obat-obatan kimia sintetik dengan segala efek sampingnya, padahal jamu juga memiliki khasiat yang sama namun efeknya minim.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun