Mohon tunggu...
Dhany Wahab
Dhany Wahab Mohon Tunggu... Penulis - Lembaga Kajian Komunikasi Sosial dan Demokrasi [LKKSD]

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hikmah Pandemi Semakin Religi

25 Juni 2020   12:10 Diperbarui: 26 Juni 2020   07:33 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak virus Covid-19 melanda dunia, umat manusia hidup dalam suasana kecemasan dan ketidakpastian. Tatanan kehidupan normal baru yang disosialisasikan belum mampu menghadirkan ketenangan dan kenyamanan dalam keseharian.

Di tanah air setiap hari kita masih mendengar adanya temuan kasus baru yang menambah jumlah pasien positif corona. Entah sampai kapan pandemi akan melandai sehingga kita dapat beraktifitas normal seperti semula.

Pembatasan sosial (social distancing) memaksa kita untuk tidak bepergian dan tetap berada di rumah. Belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan beribadah di rumah yang telah kita jalani lebih dari tiga bulan sejatinya memberi ruang bagi kita untuk berkontemplasi.

Dalam suasana yang tidak menentu selayaknya menjadikan kita lebih mawas diri dan berserah kepada Illahi. Pandemi dapat kita maknai sebagai sarana pertaubatan dari setiap kealpaan dan kesalahan selama kita hidup di dunia ini.

Hingga saat ini belum ada yang mampu memberi jawaban kapan pandemi akan berakhir. Sementara vaksin pencegah virus korona belum berhasil ditemukan, maka ikhtiar dan kepasrahan menjadi doa dan harapan yang harus selalu dipanjatkan.

"Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami." (Al-Anbiya: 84)

Kita menyakini bahwa pandemi corona yang menghantui manusia merupakan kehendak dari Sang Maha Pencipta. Ilmu pengetahuan dan sains diturunkan untuk mengungkap rahasia yang tersimpan dibalik virus Covid-19. Namun, kemampuan akal manusia tentu terbatas dibandingkan kuasa yang dimiliki oleh Sang Khaliq.

Keterbatasan dan ketidakpastian yang ada di dunia ini semestinya menuntun kita untuk kembali kepada nilai-nilai spiritualitas. Memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT dengan cara mematuhi segala perintahnya dan menjauhi semua larangannya.

Pandemi yang menimbulkan ketidakpastian di berbagai sendi kehidupan; ekonomi yang morat marit; layanan kesehatan dan pendidikan yang terganggu serta interaksi sosial yang terbatas. Kondisi seperti ini akan terus berlangsung sampai akhir tahun atau bahkan hingga tahun berganti.

Pandemi yang melanda seluruh dunia memperlihatkan kepada kita kemampuan masing-masing negara dalam melindungi warganya. Kebijakan yang diterapkan bergantung dengan cadangan logistik yang dimiliki setiap negara. Solidaritas dan kepedulian antar warga sangat diperlukan untuk saling membantu dan melindungi antar sesama.

Semangat gotong-royong sebagai modal sosial bangsa Indonesia harus dikedepankan untuk mengatasi bencana pandemi. Perilaku tolong-menolong seperti dicontohkan oleh nenek moyang kita dengan kesediaan berjuang dan berkorban sekarang ini sangat dibutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun