Mohon tunggu...
Dhania Siregar
Dhania Siregar Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Ambil Yang Baik, Yang Belum Baik Diperbaiki

Ibu Rumah Tangga//SenangPolitik//PenyukaJalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Penulis Amatiran Bahas Partai Demokrat

20 Maret 2019   17:01 Diperbarui: 20 Maret 2019   17:15 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/aniyudhoyono

Saya akan menulis dari mana? Gak tahu. Hanya saja jari-jemari ini terus ingin mengetik apa yang ada dipikiran saja. Mulai dari mananya saya juga bingung. Topik sudah dipikirkan, dan terlintas ingin menulis soal topik yang tengah kekinian yaitu politik.

Seketika aluran pikiran saya terus tertuang lewat gadget yang saya miliki. Ngiri, pasti! Ketika melihat penulis hebat dengan mudah menyalurkan ide pikiran mereka dalam sebuah tulisan.  Sebut saja wadah atau media yang menyediakan tempat para penulis amatiran seperti saya untuk menulis sangatlah banyak. Diantaranya ada Kompasiana dan Indonesiana. Entah itu berbobot atau tidak.  

Pokoknya soal 'rasa' bagi saya itu nomor sekian setelah mencoba menuangkan ide dalam bentuk tulisan.

Di tahun politik seperti sekarang semua masyarakat inginkan informasi berimbang sesuai fakta. Bukan fiktif alias bohong. Siapa sih yang mau membaca tulisan yang informasinya tentang fitnah? Saya rasa yang tidak ada yang mau. Oleh itu, sebagai penulis amatir saya tidak mau menyebarkan informasi bohong kepada para pembaca yang membaca tulisan ini. Karena tahun politik susah membedakan antara tulisan fakta dengan tulisan fiktif.

Politik. Ini yang muncul ketika hendak menulis disaat ingin menulis. Di kerangka tulisan awal saya mengenai posisioning parpol di pemilu 2019. Partai yang akan bertarung pada pemilu 2019 nanti ada 16 partai. Empat partai mendukung dan mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02. Empat partai tersebut yaitu, Gerinda, Demokrat, PKS, PAN dan Partai Berkarya.

Empat partai menurut hitungan parliamentary Threshold atau ambang batas perolehan suara minimal partai politik dalam pemilihan umum untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah hanya Gerindra, Demokrat dan PKS yang persentasenya diatas 4 persen. Sedangkan untuk PAN dan Berkarya tidak.

Hal ini merupakan gambaran bagaimana kepercayaan (Elektabilitas) masyarakat terhadap parpol tersebut. Jika persantase tinggi, berarti elektabilitas parpol dari masyarakat juga tinggi. Begitu sebaliknya.  

Sedangkan parpol yang berada dipihak capres nomor urut 01 sangat banyak, yakni 7 partai. Partai yang mengusung Jokowi-Ma'aruf Amin diantaranya, PDIP, PKB, PPP, Golkar, Nasdem, Hanura, dan PKPI. Partai yang menurut berbagai survey hanya PDIP, PKB, Golkar yang lolos pada ambang batas menuju Senayan.

Tapi tak semua partai yang akan saya bahas di tulisan kali ini. Hanya satu partai, yakni Partai Demokrat. Partai yang digawangi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut tetap serap aspirasi rakyatnya lewat kunjungan ke daerah dari tahun lalu. Sebanyak ratusan Kabupaten/Kota sudah disinggahi partai berlambang mercy itu.  

Hingga partai yang pernah berkuasa sepuluh tahun selama dua periode (2004-2014) ini berhasil merumuskan 14 prioritas tugas untuk rakyat. Dimulai dari prioritas kepada Nelayan, dan petani. Pengangkatan Guru Honorer dan pegawai honorer jika Demokrat kembali menang di pemilihan legislative di bulan April mendatang. Pembahasan di atas secuil ungkapan hati betapa cinta nya saya kepada partai Demokrat. Dengan menempati nomor urut 14 nanti, demokrat akan berjuang habis-habisan menyalurkan aspirasa rakyat melalui 14 prioritas tersebut. Karena sesuai dengal slogan partai, 'Yang sudah baik dilanjutkan, yang belum baik diperbaiki'.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun