Jika timbul pertanyaan Mungkinkah Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Minimialkan Beban Kesehatan? Jawabannya sangat mungkin hal ini terjawab dengan adanya siklus genetika dan proses pembentukan anak yang sehat.Â
BPJS dianggap sebagai solusi untuk pembiayaan kesehatan masyarakat, tapi apakah pencegahan sudah maksimal dilakukan. Khawatirnya justru jadi bumerang. Masyarakat yang tidak mau rugi malah justru menjadi tidak menjaga kesehatannya dengan alasan "saya sudah membayar kontribusi, maka saya harus gunakan".
Akibatnya kalau tidak diantisipasi berita BPJS utang  yang baru beberapa bulan menjadi berita seperti "BPJS Kesehatan Utang Rp40 Miliar ke RSUD Banjarmasin" dan  "BPJS Utang Klaim Berobat Rp30 Miliar di RSU Meuraxa". Berita-berita ini tidak mungkin bisa menjadi lebih besar lagi dampak kedepannya kalau tidak diantisipasi.
Disisi lain berita rumah sakit yang kesulitan seperti "Sejumlah Rumah Sakit Terlilit Utang" yang diakibatkan oleh beban kerja yang diberikan oleh BPJS. Maka hal ini butuh antisipasi serius.
Butuh pendidikan sejak sekarang dalam membangun kesehatan masyarakat bahwa kesehatan penting dan mahal. Hal ini harus ditanamkan pada remaja karena kelak mereka lah yang akan menngisi hari-hari membangun bangsa ini. Pendidikan seperti apa? Ini seperti siklus berkelanjutan ada rantai yang harus dicermati. Remaja yangs secara reproduksi akan melahirkan anak yang sehat. Anak sehat ini akan memiliki imunitas yang baik. Dengan imunitas yang kuat tentunya akan meminimalkan kunjungan berobat ke dokter dan akan menurunkan biaya yang besar untuk kesehatan. Obat yang harus terpakaipun menjadi sedikit.
Remaja putri harus diberdayakan untuk tertanam  bahwa kelak mereka akan menghasilkan keturunan. Keturunan yang nantinya akan membantu dalam mendukung agenda ke-5 pemerintah yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia dalam program indonesia sehat. Yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019.Â
Permenkes N0.39 Tahun 2016 disebutkan tentang pedoman penyelenggaraan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga. Pendekatan ini butuh rincian tentang remaja putri khususnya untuk menjamin generasi selanjutnya.
Apakah remaja putri mengerti bahwa siklus haid yang normal seperti apa? lalu jika ada masalah gangguan siklus haidnya bagaimana mengembalikan agar tetap normal.Â
Evi Istiqamah
Dosen FKM Universitas Muslim Indonesia
Awardee BUDI-DN (DIKTI-LPDP)