Walaupun demikian, idealnya, desa yang ada lintasan jalan raya perlu dibuatkan semacam jalur khusus untuk pesepeda, ya kayak jalur khusus sebagai akses untuk penyandang disabilitas. Bukankah para pesepeda dan kaum disabilitas sama-sama minoritas?
Namun, untuk butuh anggaran yang besar untuk bisa mewujudkannya. Lagian, toh mereka bakal berpikir jalur ini jarang dipakai karena sedikit pengguna, terus ujung-ujungnya, kembali seperti dulu; dilalui mobil dan motor!
Hmmmh, harusnya sih jangan berpikir begitu. Yakinlah, jalur khusus ini bakal berguna!
Tapi, dari pada terlalu lama ngarep ke pemerintah, harusnya para pesepeda harus menjaga dirinya sendiri dalam mengendarai sepeda di jalan raya. Lebih baik pakai pengaman, lalu berhati-hatilah saat (terpaksa) melalui dan menyebrangi jalan raya yang terkadang kejam.
Terus, bagaimana yang bersepeda di jalan-jalan internal desa untuk mencapai tempat tujuan? Lebih bagus, malah. Aman. Sebaiknya pakai jalan itu kalau memang bisa. Jadinya, bersepeda tak perlu sampai muncul rasa bersalah, kan?
Diriku berharap, setelah masa-masa wabah COVID berlalu, kegiatan bersepeda di desa bisa kembali eksis seperti zaman dulu.
Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!