Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Merayakan Tahun Keempat di Kompasiana

22 Mei 2018   21:46 Diperbarui: 22 Mei 2018   21:49 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi latar: http://a3colorado.org

Duuh, nggak terasa ya saya berada empat tahun di dunia Kompasiana. Ternyata, selama empat tahun bergabung di sini, diriku menuai berbagai keajaiban. Lalu, keajaiban apa lagi yang disiapkan sebagai hadiah terindah Kompasiana untukku?

Rupanya, begitu saya masuk ke babak baru episode tahun ini, 22 Mei, rasanya hati ini sudah mendesak saya untuk membagikan hal termanis bersama Kompasiana, sekaligus merayakan empat tahun berpetualang bersamanya. Tentu, pada angka setengah windu di sini, tulisan-tulisanku yang diunggah semakin matang seperti usiaku, pokoknya punya warna tersendiri yang gue banget deh!

Lalu, perlahan tapi pasti, perjalanan hidupku di Kompasiana tak sia-sia. Selain bisa berbahagia lewat membangun kata-kata jadi seuntai naskah, saya akhirnya bisa meraih lembaran-lembaran rupiah di tangan. Horeeee!

Tapi....

Ada satu hal yang akhirnya saya sadari di sini, kata-kata yang kurajut jadi tulisan, rupanya membawaku menjadi takdir. Sebuah kenyataan!

Ya, berulang kali yang saya tuliskan di sini akan terwujud di kesempatan berikutnya. Saya bisa pulang kampung ke Palembang (lagi), itu semua gara-gara tulisan di sini. Beneran deh, saya nggak bohong! Dan, ungkapan yang menyatakan "kata-kata adalah do'a", akhirnya terkuak menjadi kebenaran.

Sebagai contoh, dalam tulisanku ini: "Kapan ya, saya menginjakkan kaki di Palembang lagi?", dan akhirnya saya kembali ke Palembang untuk merayakan Lebaran tahun berikutnya. Begitu pun saat saya menulis resolusi di sini akhir tahun lalu, di mana kalimat "semua akan terbuka rahasianya saat saya mengunjunginya" menjadi semacam tongkat sihir untuk membawa saya ke kampung halamanku, ya'kan?

Jadi, dengan keajaiban yang dihadirkan karena kata-kata,  masihkah kalian meragukannya? Mulai dari sekarang, hati-hati dengan tulisan, karena kata-katamu adalah harimaumu. Rangkaian kata-kata yang baik, akan membawa kepada takdir yang baik pula. Begitu pun sebaliknya.

Awas, kalau menorehkan kata-kata dengan cara yang buruk, nasib mengerikan akan menantimu ke depan. Ingat yaa!

Hmmm, kalau impianku nonton Asian Games yang telah kutulis, gimana ya? Semoga saja bernasib sama dengan yang lainnya!

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun