Ini sudah kurang dari 100 hari menuju perhelatan akbar, kok masih banyak masyarakat yang salah kaprah tentang menyebut nama perhelatan acara olahraga setelah Olimpiade, ya? Duuh, melihat linimasa Twitter yang saya kunjungi, rasanya jadi tergelitik juga saya untuk membuat tulisan ini.
Gara-garanya, hanya hal kecil saja: susah ngebedain antara Asian Games dan Asean Games atau SEA Games. Padahal, kalau saya melihat tulisan Asean Games, rasanya rada aneh gitu. Bukankah ASEAN itu perkumpulan negara-negara Asia Tenggara?
Dan, tak hanya masyarakat yang menyebutnya dengan keliru, salah kaprah tentang hal ini juga menular pada tulisan. Contohnya bisa dilihat pada baliho dan spanduk  yang terpasang di daerah-daerah dan caption media sosial sampai berita-berita nasional, ada-ada saja yang menuliskan Asean Games atau yang parahnya lagi, SEA Games. Hadeh!
***
Hmmm, kalau diputar balik ke masa lalu, memang kebanyakan kami yang tinggal di sini lahir, baik 1960-an saat masih bayi atau balita, sampai generasi saya, (waktu itu) tahunya negara kita pernah jadi tuan rumah SEA Games, pertama kalinya diadakan di Jakarta tahun 1979. Lalu, diberi kehormatan jadi tuan rumah pada 1987, 1997, dan kemudian pada tahun 2011.
Jadi, berapa kali Indonesia jadi tuan rumah SEA Games? Empat kali!
Ya, empat kali! Itu pun rentangnya kurang dari lima belas tahun 'kan yaa. Jadi, nggak terlalu jauh lah untuk bisa cepat terkenang kembali. Terlebih lagi, kata ASEAN itu sudah cukup sering disebut di media, jadi kita mudah akrab dengan kata itu.
Terus, apa lagi?
Oh ya. Selain itu, ada satu hal yang bikin masyarakat jadi terkecoh untuk menyebut nama acaranya: kota penyelenggaranya!
Tahun ini, ajang olahraga bergengsi digelar di Jakarta dan Palembang. Tapi, menurutku, nama kedua kota ini (mungkin) malah membawa masyarakat akan memori saat SEA Games 2011 yang masih hangat-hangatnya gitu. Jangan heran, kalau masyarakat kita malah salah nyebut, "terpeleset" jadi Asean Games, atau jangan-jangan... ini SEA Games ya?