Saat terlaksanannya kegiatan pembelajaran ditemukan beberapa situasi seperti, siswa pasif, jarang bertanya, kurang percaya diri dalam melaksanakan pembelajaran, siswa kurang berpikir secara keritis sehingga terkesan belajar menjadi sangat mudah dan membosankan. Saat siswa dihadapkan dalam situasi dimana siswa menemukan masalah-masalah, baik dalam pembelajaran disekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari, siswa merasa kurang termotivasi untuk mencari jawaban serta informasi yang mereka butuhkan.
Berdasarkan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah maka seorang guru memiliki peran dan tanggung jawab untuk memperbaiki situasi yang terjadi di dalam kelasnya.
Sesuai dengan permasalahan yang terjadi di kelas yaitu siswa pasif, jarang bertanya, kurang percaya diri dalam melaksanakan pembelajaran, siswa kurang berpikir secara keritis sehinga terkesan belajar menjadi sangat mudah dan membosankan. maka diterapkan model pembelajaran problem based learning (PBL), agar terdapat perubahan kepada siswa, yaitu :
- Keterampilan siswa dalam berpikir tingkat tinggi.
- Belajar menggali informasi.
- Belajar bekerja sama dalam kelompok.
- Belajar keterampilan berkomunikasi.
Model pembelajaran problem based learning (PBL) ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan kemampuan sosial, keterampilan berkomunikasi, dan memungkinkan mereka belajar dan bekerjasama dalam kelompok, serta  mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi.
Saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran terdapat beberapa hal yang menjadi tantangan, yaitu.
- Peserta didik tidak percaya diri atau malu.
- Peserta didik belum terbiasa melakukan  diskusi kelompok.
- Mempersiapkan bahan pembelajaran membutuhkan waktu dan biaya.
- Pengelompokan siswa dengan karakteristik dan kemampuan yang berbeda.
Kegiatan pelaksanaan ini terlaksana karena adanya dukungan dari beberapa pihak, yaitu kepala sekolah, rekan kerja, dan peserta didik.
Setelah melakukan strategi dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam kelas dengan langkah-langkah yang telah disusun, tampak hasil seperti berikut:
- Siswa terlibat selama kegiatan pembelajaran dan menjadi lebih aktif.
- Memunculkan keberanian siswa untuk memberikan pertanyaan maupun tanggapan selama proses pembelajaran terlaksana.
- Siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan sesuai dengan analisis mereka dari hasil percobaan.
- Siswa dapat bekerja sama dan trampil berkomunikasi.
Dengan melihat dampak yang terjadi di dalam kelas maka dapat disimpulkan langkah-langkah yang telah dilakukan memberikan hasil yang efektif.
Kesimpulan ini berdasarkan hasil belajar siswa yang meningkat, siswa menjadi lebih aktif dan memiliki keberanian dalam memberikan pertanyaan maupun pendapat.
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh guru dengan bantuan rekan kerja, yang menyimpulkan bahwa strategi yang telah dilakukan memberikan hasil yang efektif dan dapat dijadikan refensi bagi guru lain dan rekan kerja dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran atau menjdi solusi jika menghadapi permasalahan yang sama.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan strategi ini adalah motivasi dan keterampilan guru untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dalam kelas, dukungan dari kepala sekolah dan rekan kerja, serta ketepatan melaksanakan rencana yang telah disusun.