Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saya Sedih, Mereka Lupa Pak Jusuf Kalla

13 Februari 2019   10:31 Diperbarui: 15 November 2019   04:16 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan bermain-main sambil belajar sehari dengan adik-adik di sebuah Sekolah Dasar yang letaknya tidak jauh dari Ibu Kota, Jakarta. 

Sambil bermain saya merancang kuis kecil-kecilan tanpa hadiah untuk para generasi penerus bangsa tersebut. 

Beberapa pertanyaan seputar penghitungan matematika dilalapnya habis tanpa cela, pertanyaannya memang mudah namun mereka harus menjawab dengan cepat beradu waktu dengan kelompok lain yang terbentuk suka-suka. 

Ketika sampai pada pertanyaan "Siapa Wakil Presiden kita saat ini?", dengan cepat seorang anak kelas 5 mengacungkan tangan sambil berteriak lantang "Mohammad Hatta!", terkejut itu pasti dan reaksi saya hanyalah kembali menegaskan siapa wakil presiden kita yang sekarang. Anak-anak yang lain berebut mengacungkan tangan seraya menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda.

Ada yang menjawab Prabowo-Sandi berkali-kali, ada pula yang menjawab "Marup", mungkin maksudnya adalah Ma'ruf Amin. Tidak ingin menyerah saya pancing kembali dengan pertanyaan "kalau presiden kita sekarang siapa?", dengan bersahut-sahutan mereka menjawab "Jokowi...". 

Saya lanjutkan dengan pertanyaan "Nah, wakilnya Pak Jokowi yang sekarang siapa?", lagi-lagi yang keluar adalah Prabowo-Sandi dan Marup. Akhirnya kuis saya tutup, dan saya katakan "Wakil Presiden kita yang sekarang adalah Pak Jusuf Kalla...", seakan dalam paduan suara mereka kompak menjawab "Oh iyaaaa... lupa Kaak...".

Sebuah drama kecil yang semoga tidak terjadi di lain tempat dan tidak pula berkelanjutan pada waktu-waktu berikutnya. Semoga benar mereka hanya lupa, bukan tidak paham siapa sebenarnya pemimpin Indonesia kita sekarang ini. 

Saya melihat beberapa hal yang menjadi faktor penyebab anak-anak tersebut belum berhasil menjawab kuis ala saya. Faktor-faktor tersebut adalah, kurang kuatnya penanaman informasi keindonesiaan khususnya terkait kepemimpinan bangsa yang tengah berjalan. 

Kekurangan ini didukung oleh tiga pilar yang jika ketiganya lalai maka akan terjadi kehilangan pemahaman anak terkait lingkungan tempat mereka berada, tiga pilar tersebut adalah keluarga, lingkungan dan sekolah. 

Di sisi lain saya juga melihat perihal suksesnya kampanye pemilihan presiden saat ini yang begitu kuat publikasinya untuk dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Joko Widodo dengan Ma'ruf Amin dan juga Prabowo dengan Sandiaga Uno. Sukses, hingga anak-anak yang tentunya belum memiliki hak pilihpun telah mengenal dengan kuat nama-nama tersebut.

Pilu, ini benar terjadi dan entah ini salah siapa. Apakah keluarga? Dianggap terlalu lepas terhadap kehidupan anak sehingga informasi-informasi yang masuk ke dalam kepala sang anak tidak terseleksi dengan baik oleh orang tuanya tentang mana yang tepat dikonsumsi saat ini dan mana yang belum tepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun