Mohon tunggu...
Dewinta Sari
Dewinta Sari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Keanekaragaman Fauna Bentik Akibat Polusi Sungai

15 Mei 2018   20:01 Diperbarui: 15 Mei 2018   20:39 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungai sebagai salah satu sumber daya alam memiliki banyak fungsi bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan air sungai akan mempengaruhi kondisi fisika, kimia dan biologi air. Oleh karena itu, pengelolaan sungai tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia di daratan. 

Peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan manusia merupakan salah satu faktor yang memicu pencemaran sungai. Pencemaran yang terjadi akan berdampak pada kerusakan habitat dan mengakibatkan penurunan keanekaragaman organisme yang hidup pada perairan sungai.

Fauna bentik (zoo-benthos) adalah sekelompok hewan yang menempati dasar perairan. Hewan tersebut berkontribusi sangat besar terhadap fungsi ekosistem perairan dan memegang beberapa peranan penting dalam perairan seperti  proses mineralisasi sedimen, berperan dalam siklus materi organik, dan berperan dalam transfer energi melalui bentuk rantai makanan sehingga hewan ini berfungsi sebagai penyeimbang nutrisi dalam lingkungan perairan.

Fauna bentik yang relatif mudah untuk diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk ke dalam kelompok makro invertebrata atau lebih dikenal dengan makrozoobentos. 

Perubahan kualitas air dan substrat habitat sangat mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman fauna bentik. Selain itu, fauna bentik  memiliki pergerakan yang relatif lambat dan dapat hidup dalam waktu yang relatif lama sehingga memiliki kemampuan untuk merespon kondisi kualitas perairan sungai. 

Oleh karena itu, fauna bentik sering digunakan sebagai petunjuk biologis (indikator) kualitas perairan dan berperan juga dalam biomonitoring dari suatu perairan. Beberapa fauna bentik termasuk ke dalam golongan toleran terhadap bahan pencemar sehingga dapat dijadikan indikator air kotor, sebaliknya beberapa jenis lainnya termasuk ke dalam golongan intoleran sehingga dapat dijadikan indikator air bersih. 

Suatu penelitian terhadap keanekaragaman fauna bentik di Sungai Cimanuk telah dilakukan pada April 2016. Sungai Cimanuk merupakan satu di antara tiga sungai besar yang ada di Jawa Barat. Sungai ini memiliki aliran yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar seperti untuk ketersediaan air PDAM setempat, kegiatan pertanian, perikanan, dan industri. 

Salah satu aktivitas kegiatan manusia yang dapat memberikan dampak negatif paling besar bagi ekosistem Sungai Cimanuk adalah limbah cair kegiatan industri batik rumahan (Home Industry) yang mengandung logam berat terutama logam berat Kromium. 

Dampak negatif yang ditimbulkan akibat adanya kandungan Kromium (Cr) dalam limbah cair batik bagi lingkungan perairan, yaitu dapat mencemari perairan, terlarut dalam air, terendap di dasar perairan, bersifat korosif, dan toksik. 

Senyawa Kromium sering ditemukan dalam pencemaran perairan dan telah dikenal beracun, mutagenik, dan memiliki efek karsinogenik pada sistem biologis meskipun Cr sendiri merupakan salah satu elemen penting dalam tubuh.

Hasil penelitian menunjukkan persentase komposisi kelas fauna bentik di sungai Cimanuk yang diperoleh adalah sebagai berikut:  Insecta 0,20 %, Bivalvia 0,15 %, Clitellata 0,01 %, Polychaeta 0,03 %, Gastropoda 48,06 %, dan Oligochaeta 51,55 %. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun