Mohon tunggu...
Dewinda Triardita
Dewinda Triardita Mohon Tunggu... mahasiswa

Dewinda Triardita adalah seorang mahasiswa aktif di Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta. Ia terdaftar sebagai mahasiswa baru pada tahun akademik 2022/2023 dengan nomor induk mahasiswa 22410095 .a mengelola sebuah blog pribadi berjudul “COMMUNICATION - Dewinda Triardita” yang berfokus pada materi-materi komunikasi. Beberapa postingan di blog tersebut mencakup topik seperti kepentingan, tekanan ekonomi, tanggung jawab, serta kebebasan dan tanggung jawab muatan pesan .

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Dari like ke loyal : Peran media sosial dalam mengubah follwers menjadi konsumen

25 April 2025   14:39 Diperbarui: 25 April 2025   14:39 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

"Engagement is the new currency in marketing."
- Ekaterina Walter, penulis dan praktisi pemasaran digital

Kalimat ini bukan sekadar jargon digital, tetapi refleksi nyata dari bagaimana lanskap pemasaran telah bergeser dalam dekade terakhir. Media sosial kini bukan hanya tempat berbagi momen pribadi atau hiburan ringan, melainkan medan strategis tempat brand-brand berlomba merebut perhatian, membangun kepercayaan, dan menanamkan loyalitas dalam benak konsumen.
Di tengah banjir konten dan algoritma yang terus berubah, tantangan utama brand saat ini bukan lagi sekadar mendapatkan ribuan likes atau menambah jumlah follower. Tantangan yang sesungguhnya adalah bagaimana mengubah engagement itu menjadi loyalty, menjadikan audiens yang awalnya pasif menjadi konsumen yang aktif dan setia. Hal ini tidak terjadi secara instan. Dibutuhkan strategi komunikasi yang matang, pemahaman mendalam tentang audiens, serta kemampuan menciptakan hubungan yang bermakna melalui setiap interaksi digital.
Strategi Komunikasi di Era Digital Lebih dari Sekadar Posting
Di era digital, pendekatan komunikasi satu arah seperti iklan televisi atau spanduk sudah tidak lagi relevan. Audiens masa kini tidak hanya ingin melihat produk, tetapi juga ingin berinteraksi, memberi masukan, dan merasa didengar. Strategi komunikasi pemasaran modern di media sosial menuntut adanya hubungan yang dua arah, bahkan multiarah di mana pengguna juga berperan sebagai pencipta narasi merek.
Menurut laporan DataReportal (2024), rata-rata waktu yang dihabiskan pengguna media sosial secara global adalah 2 jam 23 menit per hari. Ini menunjukkan bahwa brand memiliki peluang yang sangat besar untuk "hadir" secara konsisten dalam kehidupan digital audiens. Tetapi kehadiran semata tidak menjamin keterlibatan. Interaksi yang otentiklah yang akan membangun ikatan emosional.
Brand skincare lokal Somethinc menjadi contoh sukses dalam membangun interaksi semacam ini. Mereka aktif menjawab komentar dan pertanyaan pelanggan, membuat konten edukatif di TikTok dan Instagram Reels, serta mengajak audiens berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, seperti memilih kemasan atau varian produk. Mereka tidak hanya menjual produk, tapi membangun komunitas yang merasa dilibatkan secara emosional dan intelektual.
Menjangkau Target Audiens Algoritma sebagai Sekutu
Salah satu keunggulan besar media sosial dibandingkan media tradisional adalah kemampuannya melakukan segmentasi yang sangat spesifik dan terukur. Melalui fitur seperti Instagram Ads, TikTok Pixel, dan Facebook Custom Audience, brand dapat menjangkau target audiens berdasarkan usia, lokasi, minat, bahkan kebiasaan belanja. Ini memungkinkan kampanye berjalan lebih efisien dan terarah.
Kampanye #ShopeePilihLokal menjadi bukti nyata kekuatan algoritma dan pendekatan berbasis komunitas. Dengan menggandeng micro-influencer di berbagai kota, kampanye ini mampu menjangkau lebih dari 10 juta pengguna hanya dalam waktu satu minggu. Menurut Kristianti (2022), kampanye ini tidak hanya memperluas jangkauan produk lokal, tetapi juga membantu pelaku UMKM memaksimalkan keuntungan melalui promosi yang lebih terarah serta kemudahan akses pasar lewat fitur-fitur khusus Shopee seperti halaman "Pilih Lokal" dan voucher eksklusif. Strategi ini menjadikan Shopee sebagai salah satu platform yang adaptif terhadap kebutuhan pelaku usaha kecil di era digital.
Hal ini membuat kampanye berbasis lokal yang dikombinasikan dengan strategi personalisasi dapat meningkatkan tingkat konversi dibanding kampanye generik. Ini menunjukkan bahwa algoritma media sosial, bila dimanfaatkan dengan tepat, bukan hanya alat distribusi, tetapi sekutu strategis dalam memenangkan perhatian audiens yang tepat.
Dari Engagement Menuju Konversi Konten adalah Raja, Narasi adalah Ratu
Engagement tanpa arah tidak akan menghasilkan apapun. Ribuan likes atau komentar hanya menjadi angka hampa jika tidak disertai strategi untuk mendorong tindakan konkret seperti pembelian atau langganan. Di sinilah peran konten sebagai jembatan dari interaksi menuju konversi.
Menurut Evervista (2023), video pendek adalah format konten dengan tingkat engagement tertinggi. Video yang bersifat informatif, inspiratif, atau menghibur secara konsisten terbukti mendorong niat beli lebih kuat dibanding gambar atau teks saja. Sementara itu, user-generated content (UGC) seperti testimoni pelanggan atau unboxing video mampu meningkatkan kepercayaan hingga 72%.
Brand fashion lokal Erigo merupakan contoh sukses dalam mengelola konten berbasis narasi. Mereka tidak hanya mempromosikan produk, tetapi juga membagikan cerita di balik proses kreatif, perjalanan bisnis, hingga persiapan mereka ke New York Fashion Week. Narasi-narasi ini bukan hanya memperkuat identitas brand, tetapi juga mengundang rasa bangga dan koneksi emosional dari para pengikutnya.
Kesimpulan
Membangun loyalitas di media sosial tidak bisa dicapai dalam semalam. Ini bukan hasil dari satu postingan viral atau giveaway besar-besaran, melainkan buah dari interaksi kecil yang konsisten, penuh empati, dan bernilai. Audiens kini lebih cerdas dan kritis. Mereka bisa langsung merasa tertarik, tapi juga bisa dengan mudah berhenti mengikuti bila merasa brand tidak autentik.
Oleh karena itu, brand perlu membangun meaningful connection, hubungan yang tidak hanya berorientasi pada angka penjualan, tetapi pada nilai dan pengalaman. Strategi komunikasi di media sosial yang efektif adalah yang menjadikan audiens sebagai mitra, bukan target. Loyalitas lahir dari perasaan dihargai dan keterlibatan yang terus dibina.
Akhirnya, dalam dunia pemasaran digital yang terus berubah ini, satu hal yang tetap relevan adalah relasi. Bukan siapa yang paling sering muncul di timeline, tetapi siapa yang paling berarti dalam kehidupan audiens. Dari like ke loyal, butuh waktu, konsistensi, dan empati yang nyata.
Daftar Pustaka
DataReportal. (2024). Digital2024 DeepDive: The Time We Spend on Social Media. Kepios; WeAreSocial; Meltwater. Diambil dari https://datareportal.com/reports/digital-2024-deep-dive-the-time-we-spend-on-social-media
Evervista.(2023). Mengapa video pendek menjadi kunci sukses di media sosial? Ini alasannya! Evervista.id. Diambil dari https://evervista.id/mengapa-video-pendek-menjadi-kunci-sukses-di-media-sosial-ini-alasannya/
Kristianti,L.(2022). Shopee "Pilih Lokal" jadi solusi UMKM Tanah Air makin untung. ANTARA News. Diambil dari https://www.antaranews.com/berita/3047245/shopee-pilih-lokal-jadi-solusi-umkm-tanah-air-makin-untung

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun