Mohon tunggu...
Dewi Meisari Haryanti
Dewi Meisari Haryanti Mohon Tunggu... -

emorational economist..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masih Untung Saya Orang Indonesia

3 Maret 2014   16:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:17 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masih untung saya orang Indonesia
Indonesia adalah negara bkembang dgn rata-rata pendapatan masyarakatnya sekitar 36.5 juta rupiah/tahun atau 3.04 juta/bln. Smntara pndapatan masyarakat Singapura scara rata-rata sekitar 550 juta rupiah/tahun atau 45.8 juta/bln. Kalau di Indonesia gaji 50 juta rupiah/bln itu sangat WOW, di Singapura itu hanya sdikit di atas rata-rata. Mengiringi tingkat pdapatan tsebut, umumnya adalah kondisi infrastruktur di negaranya. Di Singapura sudah hampir tidak ada kabel listrik di permukaan jalan, di Indonesia masih banyak, bahkan terkadang kabel-kabelnya seperti benang kusut. Saya pikir di Indonesia sudah buruk, tapi ketika saya ke Hanoi di Vietnam, ternyata kabel listriknya lebih berantakan. Saya lantas merelasikannya dengan tingkat pendapatan rata-rata orang Vietnam yang memang hanya sekitar 20 juta/thn atau 1.7 juta/bulan.
Tingkat pendapatan orang Singapura 15 kali lebih tinggi dari orang Indonesia. Pendapatan orang Indonesia, hampir 2 kali lebih tinggi dari orang Vietnam. Bagaimana cerminan taraf hidup masyarakatnya? Orang singapura tidak perlu "ngamuk-ngamuk" soal keterlambatan kereta karena memang sangat jarang tidak sesuai jadual. Mereka juga tidak perlu resah dan "esmosi" karena pengendara motor yang berkendara melawan arah; atau terganggu karena bau tumpukan sampah yang tidak diangkut-angkut petugas; atau gemas melihat orang buang sampah sangat sembarangan, karena masyarakat di sana sudah paham dengan makna dari sebuah kata "disiplin". Mereka juga tdk perlu khawatir dengan kondisi bahan makanan mereka di kulkas menjadi rusak karena kondisi listrik sudah selalu stabil. Tidak seperti saya, yang orang Indonesia, masih perlu ngamuk2 dan emosi karena hal2 tersebut. Khususnya hari ini, karena listrik padam sudah 2 kali, shg daging2an di freezer saya mungkin terganggu kesegarannya, dan yang pasti, ayah saya jadi tidak bisa mandi tadi, karena toren air di rumah saya posisinya di bawah, jd kalo listrik mati, mesin tidak bisa mengangkat air PDAM sehingga air tidak bisa keluar dari shower maupun keran yang ada. Sebenarnya toren di bawah itu teknologi baru yang lebih efisien tapi jadinya tidak bisa bekerja optimal karena kondisi infrastruktur listrik kita yang masih buruk.
Masih untung kondisi kita tidak seburuk Vietnam, namun juga sangat buntung kondisi kita jika dibandingkan dengan Singapura. Jika diibaratkan dengan angka, kita mungkin untung atau +2 dari Vietnam, tapi buntung atau -15 dari Singapura. Akhirnya secara netto kita masih rugi atau buntung atau -13. Jadi, saya sadar bahwa kondisi negara kita masih buntung banget, sehingga tidak terbuai dengan sikap mental "selalu masih untung" yang jika tidak hati-hati menyikapinya, bisa membuat kita tidak bergerak memajukan diri. Nanti tinggal miris sendiri melihat banyak usaha-usaha besar dan penting bagi hajat hidup orang banyak sudah dimiliki Asing. Lalu perlahan kita mulai merasa terjajah kembali. Padahal, yang sebenarnya terjadi adalah kita membiarkan diri kita sendiri dijajah. Karena kita terlalu cepat puas,, karena kita mudah merasa "masih untung".
Tapi biar gimana pun juga, masih untung saya orang Indonesia. Sehingga saya masih bisa bilang: "masih untung saya sadar bahwa negeri kita ini masih buntung, saya jadi punya alasan untuk terus berkarya".
Salam untung dan selamat berkarya :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun