Mohon tunggu...
dewi mayaratih
dewi mayaratih Mohon Tunggu... Konsultan - konsultan

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rawatlah Harmoni Antar Sesama

21 Juli 2020   16:38 Diperbarui: 21 Juli 2020   16:29 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan dakwahnya selalu menekankan keharmonisan dan penyatuan umat Islam. Di Madinah -- sebuah kota yang sebelumnya bernama Yastrib,  menyatukan umat Islam -- antara Muhajirin dan Anshar- adalah visi utamanya.

Kita juga membaca bahwa beliau juga membuat semacam aturan antara umat muslim dan umat yang saat itu belum muslim, bagaimana hidup bersama secara harmoni. 

Dengan aturan seperti itu kita lihat mereka saling menghormati dan menghargai -- umat muslim dan non muslim -- waktu itu. Karena hidup harmoni dengan pihak eksternal (tidak satu agama)  penting, maka menjaga harmoni dengan pihak internal lebih penting lagi (satu agama)

Saling menghormati dan menghargai sejatinya adalah suatu upaya untuk menjaga ikatan persaudaraan. Seperti ada firman " Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai. Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika masa dulu (jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu lalu menjadilah kamu karena nimat Allah. 

Orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatnya kepadamu agar kamu mendapat petunjuknya". Surat Ali Imran ayat 103.

Dengan jelas ayat tersebut menerangkan bahwa Allah melarang umat Islam berselisih. Allahpun mencabut pertolonganNya terhadap mereka yang berselisih dan gemar mencari masalah. 

Namun ayat itu juga menggambarkan bahwa larangan berselisih bukan berarti tidak boleh berbeda pendapat. Artinya perbedaan pendapat itu bisa saja terjadi antar umat atau dengan pihak luar namun diharapkan tidak menimbulkan perselisihan.

Dalam dunia modern, mungkin ayat itu kita bisa terapkan pada demokrasi dan toleransi.  Dalam demokrasi orang bisa saja berbeda pendapat tetapi  jika satu keputusan sudah diambil maka yang lain yang mungkin berbeda pendapat harus menghargai keputusan itu sebagai keputusan bersama berdasarkan musyawarah. Tidak elok rasanya untuk terus membincangkan bahkan bertindak kasar karena tidak bisa menerima keputusan tersebut.

Jika dalam dunia demokrasi yang terjadi adalah perbedaan pendapat, maka dalam kehidupan berbangsa yang punya akar berbedaan yang kompleks -- tidak hanya berbeda keyakinan namun juga suku bangsa, warna kulit, bahasa dan budaya, maka mengupayakan toleransi alias merawat persaudaraan atau harmoni adalah sesuatu yang sangat penting. 

Upaya merawat itu harus berkesimbungan  (terus menerus) agar kita terhindar darri konflik dan pengaruh faham luar yang jauh dari keinginan kita maupun kehendak Allah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun