Mohon tunggu...
dewi mayaratih
dewi mayaratih Mohon Tunggu... Konsultan - konsultan

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ajaran Agama adalah Kompas Terbaik Masa Pandemi

20 Juni 2020   09:56 Diperbarui: 20 Juni 2020   10:05 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sejarah rohani--saigonocean.com

Jika kita berfikir lebih dalam soal pemaknaan, peristiwa pandemic Covid-19 yang sedang kita hadapi sekarang ini di seluruh dunia adalah kesempatan dari Allah SWT untuk merasakan suasana Islam mula-mula. Saat itu nabi Muhammad dan keluarga melaksanakan ibadah di rumah. Juga beberapa umat muslim penganut Beliau melakukan hal serupa karena situasi eksternal yang tidak memungkinkan.

Sama halnya dengan saat ini, jika beberapa minggu lalu kita juga melakukan salat lima waktu sampai salat Idul Fitri di rumah saja. Begitu juga umat lainnya dari Kristiani sampai Budha dan Kong Hu Chu. Beberapa persembahyangan umat Hindu di beberapa pura besar juga ditiadakan karena pandemic ini.

Tak terkecuali juga pesta pernikahan yang sempat tidak boleh dilaksanakan karena mengundang kerumuman dan mengabaikan protocol kesehatan. Begitu juga pengajian, arisan, pesta ulang tahun, bioskop, restoran dan beberapa tempat lain yang mengundang banyak orang dan ditengarai dapat membawa virus itu juga dilarang.

Tak hanya negara miskin dan berkembang saja yang dibuat kelabakan oleh penyakit ini. Bahkan negara adidaya seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Italia amat repot mengendalikan penyakit ini. Negara-negara dengan penduduk besar seperti India, China , Australia dan Indonesia memang benar-benar berusaha keras untuk mengendalikan penyakit ini.

Dalam suasana seperti itu, kita harus mampu mendapat makna terdalam; bahwa kita kecil dihadapan Tuhan; bahwa kita bukan siapa-siapa dan atas kehendakNYA DIA izinkan virus yang mengalami mutasi gen di hewan kelelawar menjadi penyakit paling menular dan ditakuti oleh semua orang di dunia saat ini. Apalagi obat yang benar-benar manjur belum ditemukan dan vaksin masih sedang diupayakan oleh beberapa negara maju.

Banyak orang dalam suasana batin yang frustasi, jengkel, marah dan bosan atas protocol kesehatan yang harus mereka taati; kemarahan itu bisa tersublimasi dengan ujaran kebencian kepada pemerintah dan melontarkan ketidakpuasan mereka. Atau bisa juga menjadi aktifitas criminal jika tidak bisa dikendalikan dengan baik.

Sama dengan pada masa lalu saat Nabi Muhammad menyebarkan Islam pada awal mula. Sejatinya agama bisa menjadi panutan atau kompas yang bisa diandalkan oleh segenap jiwa. Dengan mengingat ajaran agama, dalam keluarga mungkin ibu atau bapaknya bisa berperan lebih dalam mengarahkan anggota keluarga dalam berucap atau menulis di media sosial.

Dalam komunitas, hendaknya ulama atau tokoh agama dan tokoh masyarakat bisa mengingatkan masyarakat atas ajaran agama yang selama ini mereka pelajari untuk bisa diimplementasikan pada masa sulit ini. Larangan kekerasan (radikal) dan mencuri misalnya adalah dua hal yang pasti diajarkan oleh semua agama. Larangan itu dapat kita ingatkan lagi kepada  umat sehingga mereka bisa melampaui masa pendemi ini dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun