Mohon tunggu...
dewi mayaratih
dewi mayaratih Mohon Tunggu... Konsultan - konsultan

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tantangan Pers Penyejuk

5 Februari 2020   03:30 Diperbarui: 5 Februari 2020   03:35 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus Korona yang mirip influenza benar-benar mengguncang dunia karena banyaknya korban berjatuhan di China, dan kemudian di Hong Kong dan Filipina. Virus ini juga menyebabkan China makin dijauhi dunia bukan karena perang tetapi karena ketakutan dunia karena virus itu menjangkiti lebih banyak orang dan di banyak negara.

Kini banyak negara yang menghentikan penerbangan ke dan dari China, sampai menutup perbatasan seperti yang sudah dilakukan oleh Rusia. Juga menghentikan semua perdagangan (terutama impor dari China) sehingga musibah ini memang punya dampak besar  dari banyak sisi.

Indonesia juga sudah mengambil langkah-langkah yang cukup baik dalam hal ini. Memulangkan sekitar 243 orang dari kota Wuhan yang terindikasi asal virus tersebut. Pemerintah juga menghentikan semua impor dari China dan menutup arus turis yang berasal dari China. Juga menghentikan program bebas visa bagi semua orang China yang akan ke Indonesia.

Meski dinyatakan sehat dan tidak tertular virus korona, pemulangan ratusan mahasiswa dari kota Wuhan ke Indonesia adalah langkah pemerintah yang layak diapresiasi, karena memang harusnya begitu sebuah negara melindungi warganya. Mereka akhirnya dikarantina selama 14 hari di pulau Natuna, Riau untuk memastikan virus itu tidak ada di badan mereka. Itu adalah protocol (tahapan) yang ditetapkan WHO untuk para pendatang yang datang dari Wuhan. 14 hari adalah masa inkubasi virus tersebut.

Yang membuat kita semua sedih adalah adanya berita-berita yang memberitakan bahwa banyak orang Natuna yang menolak tempat mereka sebagai tempat karantina para mahasiswa. Bahkan seorang ketua DPRD setempat  mengemukakan penolakan tersebut. 

Pada kesempatan lain, pemerintah dan beberapa ahli memberi penjelasan bahwa para mahasiswa tersebut adalah mahasiswa sehat dan proses karantina itu memang merupakan tahapan yang harus dilakukan. Presiden bahkan merasa perlu menerangkan kepada pemerintah bahwa dirinya meminta kebesaran hati masyarakat agar mau menerima proses karantina itu bagi kebaikan banyak orang.

Sayangnya beberapa media atau pers berusaha untuk memberitakan keberatan itu tanpa memberi imbangan alasan bijak kenapa langkah-langkah itu harus dilakukan. Jika semua daerah menolak hanya akan menunjukkan bahwa kita tidak bisa menerima saudara-saudara kita sendiri. Saudara-saudara kita itu harusnya diberi kesempatan waktu dan tempat untuk melakukan proses karantina di daerah mereka.

Ini adalah tantangan media pada masa kini yaitu memberi penyeimbang yang menyejukkan dan tidak selalu harus membakar suasana sehingga membuat orang mudah tersulut dan marah. Seharusnya pers memberikan pembahaman soal kebesaran hati karena bagaimanapun langkah ini bagi kepentingan yang lebih besar dan bagi banyak orang. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun