Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perempuan Bercerita: Lansia Perkasa di Tawangmangu

3 Desember 2012   03:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:16 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan indah lereng gunung Lawu membuatku tak bosan berkunjung ke Tawangmangu. Liburan kali ini aku sempatkan menyewa sebuah villa mungil di dekat bumi perkemahan. Sisi kiri kanan villa masih terbentang kebun strawbery dan sayur mayur yang begitu segar. Villa itu terlingkup deretan bukit pinus yang menyebarkan bau harum saat pagi berembun menyapaku. Mentari hangat menerobos daun bambu di depan villa bercanda dengan angin semilir yang membuatku agak menggigil. Indah ... Aku berjalan kaki menyusuri jalan berbatu melihat di kebun beberapa perempuan bekerja. Tak lama aku berpapasan dengan ibu yang sudah lanjut usia (lansia) berjalan terbungkuk dengan kayu bakar dipunggungnya. Tersenyum ... Giginya tinggal beberapa. Namun terlihat jejak kecantikan masa mudanya dari matanya yang berbinar. Kaki terus melangkah. Di sisi lain aku melihat lagi beberapa perempuan sedang memanen sayuran dan memasukkannya ke dalam karung. Di angkutnya karung gendut itu ke bak mobil. Bersama mereka menyelesaikan pekerjaan angkat berat itu dan dengan santainya menaiki karung-karung di bak mobil yang melaju kencang menuju pasar Tawangmangu. Duh ... Aku yang masih empatpuluhan tersipu malu! Mana kuat mengangkat puluhan kilo karung dan menggendongnya dibantu selendang kain lusuh. Menggendong Kindi seberat 15 kilo saja 'ngos-ngosan' he3 ... Lansia perkasa! Sunggung perkasa ... Pekerjaan berat dari mulai menanam di kebun atau sawah, merawat tanaman hingga panen, mengangkutnya ke pasar. Penasaran ... Pasti! Aku minta suami mengantarku ke pasar Tawangmangu. Rasa ingin tahu apakah perempuan perkasa itu juga menjadi pendagang di pasar ? Subhanallah ... ternyata ya! Sebagian mereka ada yang juga merangkap menjadi pedagang ada yang menjadi agen. Keren kan ? Bila menggunakan statistik cepat, kurang lebih 75 persen pedagang di pasar Tawangmangu adalah perempuan. Dan 75 persen pedagang perempuan itu adalah lansia. Aku membeli pisang asli dari kebun di Tawangmangu. Tak murah juga harganya satu sisir Rp. 20.000,-  tapi sungguh tidak menyesal. Manis dan segar karena matang pohon. Penjualnya perempuan paruh baya yang ramah, malah menawariku untuk juga membeli ubi ungu. Tak kuasa menahan rasa ingin mencicipi jenang dwi warna yang terlihat 'yummy' aku berjongkok sambil menanti dengan sabar pedagangnya melayani tiga pembeli. Kulit wajah sudah menunjukkan usianya yang lanjut, namun tangannya tetap cekatan menyendok jenang dan membungkusnya dengan rapi. Ah ... aku dihadiahi juga senyum manis he3 ... Dia bilang 'Nduk bukan orang sini ya ?' Loh ... Kok tahu ? (Ketahuan deh! Walau aku pakai bahasa Jawa tapi logatnya tidak pas dan aneh terdengar). Selesai membeli jenang, aku berkeliling pasar dan menemukan pedagang kacang rebus yang masih mengepulkan asap. Wah ... sepertinya enak. Langsung aku menghampiri dan membeli dua tangkup kacang rebus. Aku tanya apakah kacangnya membeli ? Tidak! Kacang dari kebun sendiri, ditanam sendiri, dipanen sendiri, dimasak sendiri, diangkut sendiri, dijual sendiri. Tapi uangnya buat rame-rame, buat anak cucu. Oh ... hebat sekali! Perempuan ini adalah lansia ceria, terbukti sambil melayani aku dan juga pembeli lain, dia tetap ramah sesekali tersenyum bahkan tertawa menanggapi pertanyaanku tadi. Duh ... Bagaimana tidak dibilang perkasa ? Karung gendut dan beratpun diangkut!

13545050011642011049
13545050011642011049
Sayur mayur segar di pasar Tawangmangu dengan pedagang perempuan lebih dari 75 persen
13545054351373011373
13545054351373011373
Potret sarat makna, betapa perempuan lansia pun masih bisa mewarnai dunia dengan karya nyata. Tak bermalas-malasan apalagi meminta-minta. Kita yang masih muda, apa tak malu pada mereka ? Kisah perempuan hebat lainnya aku tuliskan di sini :

http://ekonomi.kompasiana.com/marketing/2011/07/19/perempuan-malam-apa-yang-kau-jual-379788.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun