Sampah dan tempat sampah adalah satu kesatuan. Cara membuang sampah dan budaya membuang sampah pada tempatnya adalah satu keharusan. Sejak balita kebiasaan baik harus ditanamkan. Bila terlanjur dewasa pasti lebih sulit menyadarkannya. Itulah, mengapa di rumah mungil ku yang berukuran tak lebihd ari 100/160 m2 ada 10 tempat sampah.
Tempat sampah pertama berada di luar pagar rumah. Ukurannya besar 1,5x2x1 m3. Tempat sampah ini dipakai bersama oleh 6 rumah di kiri-kanan dan depan rumah ku. Semingu sekali sampahnya diangkut truk menuju TPA.
Kedua, setiap ruangan di rumah ku ada tempat sampahnya. Kamar tidur, ruang belajar / ruang kerja, ruang makan, ruang ganti baju, dan ruang perpustakaan yang merangkap ruang tamu. Tentu tak ketinggalan dapur dan ruang cuci-jemur, dan teras ada tempat sampahnya. Jumlahnya ada tujuh. Tempat sampah kering cukup berupa kantong plastik atau kardus bekas minuman kemasan. Anak-anak sangat gemar membuat kreasi kreatif dari kardus, botol, atau kertas bekas. Jadi, aku dilarang membuang sampah kering tersebut sebelum digunakan ulang oleh mereka.
Terakhir, tempat sampah kesembilan ada di mobil dan kesepuluh adalah tanah kosong tak lebih dari 2x3 m2 di halaman depan rumah. Di sinilah daun-daun kering dari tanaman di rumahku di biarkan saja menjadi busuk dan menjadi pupuk alami. Tak berbau loh! karena hanya daun kering. Halaman kecil ku ditanami pohon tanjung, ketapang, kamboja, dadap merah, belimbing, mangga, rambutan, soka, lidah mertua, dan beberapa pohon lainnya. Rimbun, sejuk, dan nyaman. Pohon-pohon itu adalah pabrik oksigen dan saringan polusi udara.
Sepuluh jumlah tempat sampah di rumahku. Satu hal yang masih jadi cita-citaku adalah membuat sumur resapan. Walaupun saat ini aku mengandalkan selokan terbuka untuk menampung air hujan dari teritis / atap rumah dan halaman yang tak diberi perkerasan agar air hujan bisa meresap dan menjadi simpanan kala musim kemarau. Oya ... satu lagi, aku ingin memiliki tempat pembuatan kompos.
Kebiasaan baik membuang sampah pada tempatnya dalam diri anak-anak (termasuk anak bungsuku Teteh 3,5 tahun) Alhamdulillah telah membuahkan hasil positif. Teteh, setiap kali selesai minum susu kemasan akan membuang kotak dan sedotannya ke tempat sampah. Kaka dan Mas bila selesai makan dan ada sisa makanan (tulang atau lainnya) akan memasukkannya di tempat sampah dapur, baru meletakkan peralatan makan di tempat cuci. Kertas bekas digunakan untuk mencetak draft tulisan atau corat-coret saat mengerjakan PR matematika. Oya ... mereka juga akan menggambar komik di belakang kertas bekas atau membuatkan origami untuk adiknya juga dari kertas bekas. Kantong plastik diusahakan dipakai berulang untuk belanja atau membawa bekal makanan ke sekolah. Pakaian layak pakai disortir untuk dihibahkan kepada yang lebih membutuhkan.
Semoga kebiasaan baik ini membantu menjadikan bumi kita menjadi lebih baik.
NB : bonus tempat sampah yang selalu melekat adalah kantong celana atau tas milik masing-masing ... he3 ... Bila bepergian dan tak menemukan tempat sampah (misalnya di angkutan umum), maka sampah yang ada harus dimasukkan ke dalam kantong celana atau tas masing-masing. Barulah ketika bertemu tempat sampah, buanglah sampah pada tempatnya.