Mohon tunggu...
Dewi Apriana
Dewi Apriana Mohon Tunggu... Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

saya seorang mahasiswa untag Surabaya, saya memiliki hobi treveling, topi yang saya angkat merupakan tugas tugas kuliah saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mitos-mitos yang Ada di Kecamatan Ngluyu Kabupaten Nganjuk

21 Oktober 2023   11:27 Diperbarui: 21 Oktober 2023   11:33 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

        Ada banyak sekali mitos yang ada di Kecamatan Ngeluyu, Kabupaten Nganjuk yang belum jelas faktanya atau masyarakat setempat menyebutnya dengan berita simpang-siur yang belum benar adanya. Sebelumnya mari kita kenali mengenai Kecamatan Ngluyu terlebih dahulu, Kecamatan Ngluyu merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Nganjuk. Kecamatan Ngluyu terletak di bagian Utara Kabupaten Nganjuk. Di dalam kecamatan tersebut terdapat 5 desa yaitu Desa Gampeng, Desa Sugiwaras, Desa Bajang, Desa Lengkonglor, dan Desa Tempuran. Setiap desa di Kecamatan Ngluyu memiliki beberapa mitos yang dipercayai oleh warga setempat.

        Pertama, Salah satu peristiwa yang pernah menggegerkan warga setempat terjadi di Desa Gampeng tepatnya di Dusun Glidah pada akhir tahun 2022, yaitu banyaknya warga Desa Gampeng yang gantung diri. Awalnya hanya ditemui satu, dua orang warga yang melakukan gantung diri. Lalu beberapa warga yang mulai resah akan peristiwa tersebut meminta pertolongan kepada seseorang yang di anggap memiliki "ilmu yang tinggi" untuk membantu warga agar dapat melindungi rumahnya dari gangguan goib. Beberapa orang yang telah meminta pertolonggan kepada "orang pintar" tersebut rata-rata hanya diberi garam dan biasanya orang jawa menyebutnya dengan 'uyah grosok' kemudian garam tersebut wajib disebarkan di sekeliling rumah yang bertujuan untuk memagari rumah dari hal-hal yang dianggap sebagai gangguan goib.

        Namun semakin hari bukannya semakin menurun melainkan semakin meningkat angka korban yang melakukan gantung diri. Keadaan desa tersebut semakin hari semakin keos. Lalu berberapa warga mengunjungi rumah yang dianggap sebagai rumah sesepuh di Desa Gampeng untuk mencari tau apa sih sebenarnya penyebab dari banyaknya warga yang melakukan gantung diri secara berturut-turut dalam kurun waktu yang tidak lama. Ternyata setelah di usut oleh warga melalu informasi yang telah diberikan oleh sesepuh kepada warga setempat bahwa sesepuh tersebut meendapatkan petunjuk melalui mimpinya. Mimpi sesepuh tersebut sebagai berikut "banyaknya warga yang gantung diri disebabkan karena pada desa tersebut terdapat tempat yang dianggap keramat oleh seluruh warga Dusun Glidah. Ternyata leluhur yang bersemayam di Sendang Sejati murka karena merasa dilupakan sebab tempatnya tidak di bersihkan dan tidak di adakan sedekah bumi yang seharusnya sudah menjadi kewajiban warga setempat untuk setiap tahunnya". 

        Lalu solusi yang diberikan oleh sesepuh untuk warga setempat adalah agar warga setempat segera melakukan pembersihan secara gotong royong, melaksanakan doa bersama disendang sejati, dan diharapkan untuk tradisi sedekah bumi diberlakukan kembali pada setiap tahunnya supaya kejadian tersebut tidak terulang kembali. Beberapa minggu setelah diadakannya rangkaian tradisi, Dusun Glidah pun akhirnya kembali normal tanpa adanya kejadian mistis yang terulang.

         Lalu yang kedua, ada di Desa Lengkonglor kasusnya hampir sama dengan di Desa Gampeng. Ada sebuah tempat yang dahulu diduga sebagai tempat yang di keramatkan oleh warga setempat,. Tetapi berbeda, didesa ini bukan warganya yang di jadikan korban oleh penunggu gunung tersebut, melainkan kepala desanya. Karena kepala desa tersebut diduga tidak memperbolehkan warga setempat untuk melakukan tradisi doa bersama di Gunung Mbah Njalu. Mungkin inilah yang membuat kepala desa tersebut dijadikan target oleh leluhur yang bersemayam digunung tersebut karena kepala desa sudah tidak memperbolehkan warga untuk melaksanakan tradisi berdoa bersama digunung dan kemungkinan ia tidak megirimkan doa untuk leluhur dari rumahnya. Sedangkan, para warga meskipun sudah dilarang untuk berdoa digunung tersebut tetapi mereka tetap mengirimkan doanya untuk para leluhur dari rumah mereka masing-masing. Hal inilah yang menjadi kemungkinan untuk warga tidak dijadikan target oleh para leluhur yang murka. Kejadian ini terjadi pada saat marak-maraknya COVID-19 tepatnya pada tahun 2021-2022.

          Yang terakhir dan yang sangat di kenal oleh warga sekitar dari beberapa kecamatan di Kabupaten Nganjuk bahkan warga dari luar Nganjuk, adalah sebuah mitos mengenai larangan memakai batik motif parang rusak. Jika ada batik motif parang rusak yang masuk kedalam Kecamatan Ngluyu meskipun tidak berbentuk kain melainkan hanya sebuah kertas kado sudah dianggap melanggar kepercayaan mitos setempat. Mitos tersebut telah ada semenja leluhur yang biasa disebut oleh warga sekitar sebagai Mbah Gedong, karena ia suka mengenakan pakaian yang bermotif parang rusak. Namun semenjak beliau meninggal hal tersebut menjadi sebuah mitos karena Mbah Gedong tidak suka pakaiannya ada yang menyamainya, Dan jika ada yang membawa bahkan sampai mengenakan baik pakaian maupun berupa kain hal tersebut akan membuat si mbah murka . Lalu dampak yang didapat oleh warga Kecamatan Ngluyu ialah  seluruh desa di dalam Kecamatan Ngluyu akan mengalami hujan disertai badai yang sangat kencang. Kemudian badai dan hujan tersebut akan berhenti jika batik motif parang rusak tersebut sudah di buang dari Kawasan kecamatan Ngluyu.

           Bahkan ada suatu kejadian pada bulan Maret  tahun 2023 kemarin. Ada salah satu warga Kecamatan Ngluyu yang melakukan hajatan pernikahan anaknya, pada saat itu ada salah satu tamu undangan yang membawa kado pernikahan dengan dibungkuskan menggunakan kertas kado motif batik parang rusak, Kecamatan Ngluyu lanngsung di landa hujan di sertai angin hingga tenda pernikahan tersebut tumbang.

         Lalu ada lagi contoh selanjutnya, pada saat diadakan karnaval SD sekecamatan pada bulan Agustus tahun 2023 ada salah satu anak SD yang menjadi peserta karnaval yang menggunakan baju motif batik parang rusak, sebelum itu sudah ada pertanda dari alam berupa mendung yang sudah menjadi ciri khas dan warga sudah berfirasat bahwa ada seseorang yang menggunakan batik motif tersebut. Tidak berselang lama hujan deras disertai badai pun tiba dan tidak lama kemudian ada seorang anak yang datang ketempat karnaval tersebut dengan menggunakan jarik yang bermotif parang rusak. sampai akhirnya tidak jadi di laksanakan karnaval karena hujan disertai badai tidak berhenti-henti kemudian para orang tua dan anak-anak yang mengikuti karnaval di Kecamatan Ngluyu ini terpaksa dibatalkan dan dipulangkan karena tidak ada tanda-tanda hujan disertai badai ini akan berhenti.. Tetapi anehnya, setelah anak yang menggunakan jarik dengan motif parang rusak ini pulang dan ditengah perjalanan sang ayah membuang jarik yang anaknya kenakan di perbatasan kecamatan lain seketika hujan badai tersebut berhenti secara tiba-tiba. Mitos tersebut tidak tahu benar adanya tetapi sudah banyak fakta yang teruangkap mengenai mitos tersebut.

          Dari beberapa penjelasan saya diatas yang mengungkap mitos mengenai tiga desa pada Kecamatan Ngluyu dapat saya simpulkan bahwa setiap desa atau setiap tempat pasti mempunyai mitosnya tersendiri. Namun, kepercayaan terhadap mitos tersebut kembali lagi kekepercayaan masyarakat itu sendiri seperti percaya atau tidaknya dengan beberapa mitos yang telah beredar luas dan memang benar adannya. Aslinya tidak hanya tiga desa di Kecamatan Ngluyu yang memiliki isu yang beredar tentang mitos disetiap desanya. Melainkan masih ada tiga desa yang belum saya jabarkan mengenai mitosnya yaitu Desa Tempuran Desa Bajang dan Desa Sugiwaras. Karena desa tersebut juga memiliki beberapa tempat yang di keramatkan dan dipercayai oleh masyarakat sekitar, namun sampai saat ini belum ditemukan mengenai mitos atau isu isu yang beredar mengenai tempat yang dikeramatkan tersebut.

           Dari isu diatas bisa dikatakana bahwa isu tersebut ada sangkut-pautnya dengan pemikiran salah satu filsuf yang bernama AUGUSTE COMTE. Bahwa kehidupan tidak lepas dari pikiran positif dan supranatural.

Nama: Dewi Apriana Aisa Putri
Nim: 1512300057

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun