Kucingku semua berasal dari jalanan. Ada induk kucing datang menitipkan anak-anaknya hingga kemudian beranak cucu.Â
Lalu muncul kucing lainnya dengan wajah memelas yang membuatku kasihan dan memperbolehkannya tinggal. Di antara 12 kucing, ada dua kucing yang kemudian menjadi kucingku setelah kuselamatkan.
Kucing pertama adalah anak kucing hitam yang menangis di luar rumah. Rupanya ia nangkring di atas pagar dan tidak bisa turun. Wajar sih kucingnya masih begitu kecil, mungkin baru berumur 4-5 minggu. Tapi kok bisa ya si kucing nangkring di atas pagar?
Pertanyaan itu sampai sekarang belum terjawab. Mungkin ada orang yang iseng menaruhnya di situ setelah menabraknya. Atau, ada yang memang berniat membuangnya karena mitos kucing hitam sebagai pembawa sial.
Si anak kucing hitam itu memang bagian wajahnya agak berdarah. Mungkin ia tertabrak kendaraan meski pelan.
Si anak kucing itu kurus dan kumal. Setiap hari ia kuberi makan minimal dua kali. Wajahnya kubersihkan dengan air bersih dan bagian matanya kubersihkan dengan larutan NACl. Ia mulai nampak bersih dan mulai sehat. Kini ia bisa berlarian dengan lincah.
Karena tak ada induk yang mencarinya, juga tak ada pemilik yang berupaya mengambilnya, kubiarkan si kucing hidup di sekitaran teras. Ia kini suka menyelinap masuk ke dalam rumah. Kucing-kucing lainnya mulai menerimanya setelah sempat waspada kepadanya.
Sama seperti si anak kucing hitam yang mulai sehat dan segar, kucingku yang bernama Sam juga berasal dari penyelamatan. Si Sam waktu itu muncul di tembok sebelah pagar.Â