Si sutradara tetap menggunakan suara khas dari hewan-hewan tersebut sehingga terkesan lebih natural. Si kucing tetap mengeluarkan meongan, si anjing menyalak, capybara mendengus, lemur paling heboh, dan si burung katib (Secretarybird) yang tetap anggun.
Suasana ini mungkin terasa alami, akan tetapi juga terasa mengerikan dan misterius karena nampak sekali di film ini betapa kecilnya dan tak berdayanya serombongan kecil hewan ini di antara samudera yang luas.
Perjalanan mereka ke beberapa tempat memiliki berbagai rasa. Suatu ketika penonton diajak tertawa oleh ulah lemur yang mengumpulkan berbagai benda yang bercahaya. Ia begitu sering mengagumi bayangan dirinya dari cermin.
Namun, di sebuah adegan penonton ikut merasakan ketegangan ketika si burung putih dirundung oleh sesamanya karena membela si kucing dan kawan-kawannya.
Pada adegan lainnya penonton merasakan suasana magis dan misterius ketika kapal mereka menyusuri tempat dengan bangunan yang nampak kuno dan artistik.
Dan ke mana semua para manusia pada saat banjir bandang itu terjadi? Apakah mereka semua sudah musnah?
Apakah Film Flow Adalah Sebuah Alegori?
Selama menyaksikan film ini ada berbagai pertanyaan muncul. Apakah manusia ini sudah lenyap? Ataukah petualangan para hewan ini semacam alegori seperti dalam kisah Animal Farm?
Dalam novel dan film Animal Farm para tokoh ada babi dan kuda. Babi seperti penggambaran manusia yang serakah, sedangkan kuda adalah manusia pekerja keras dan juga rajin.