Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Auto-Tune Bikin Siapapun Bisa Bernyanyi, Dibenci, dan Dicintai

26 Juni 2021   16:51 Diperbarui: 26 Juni 2021   17:43 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
T-Pain lekat dengan auto-tune meski bukan pelopornya (sumber: Billboard.com)

"My job used to find people who could sing really well. And now, I just have to find good-looking people." (Kutipan di serial dokumenter "This is Pop")

Sejak ditemukannya auto-tune, software untuk memperbaiki kualitas suara, dunia musik pun berubah. Kini tak perlu suara merdu untuk menjadi syarat sebagai seorang penyanyi karena teknologi bisa memolesnya. Meski teknologi ini kerap dianggap sebagai alat yang curang dan banyak dibenci, nyatanya makin banyak penyanyi yang menggunakannya.

Tentang awal mula penggunaan auto-tune dikupas dalam serial dokumenter berjudul "This is Pop" yang tayang di Netflix mulai beberapa hari lalu. Pada episode kedua berjudul "Auto-Tune", penonton selama 44 menit diberikan gambaran bagaimana teknologi ini diam-diam menghancurkan namun juga memberi warna di dunia musik.

Rapper dan penyanyi R & B bernama T-Pain menjadi salah satu narasumber dalam tayangan dokumenter ini. Ia mengaku merasa sedih dan kecewa dirinya menjadi sasaran hujatan orang-orang yang merasa benci terhadap penggunaan auto-tune di dunia musik.

Auto-tune seolah-olah lekat dengan namanya. Ia dianggap penyanyi yang 'curang' karena menggunakan teknologi untuk memanipulasi suaranya dan meraup kesuksesan dan pundi-pundi uang.

Ia kecewa karena ia dianggap sebagai biang keladi penggunaan auto-tune yang makin meluas. Padahal ia hanya pengekor. Jika ia salah, maka penemu dan pengguna pertama teknologi ini juga patut disalahkan.

Dalam tayangan dokumenter tersebut ia merasa tertekan dan kemudian mengalami depresi selama empat tahun ketika mendengar komentar penyanyi Usher tentang lagunya. Kata-kata Usher pada tahun 2013, yang dikutip olehnya, seolah-olah menyebutnya mengacaukan musik untuk penyanyi sungguhan.

Ia memang merasa salah dengan menggunakan teknologi tersebut. Ia mengaku menggunakannya untuk memberikan efek khusus pada lagunya. Sesuatu yang unik, efek yang menghidupkan. Namun bukan berarti ia tak benar-benar bisa bernyanyi.

T-Pain mengaku terinspirasi dari sebuah iklan yang suaranya seperti bukan suara manusia. Ia juga merasa bukan sebagai pelopor auto-tune.

Ia mulai menggunakan auto-tune ketika merilis album Rappa Ternt Sanga pada tahun 2005. Namun sebelumnya penyanyi Cher lah yang memulainya lewat lagu "Believe" yang dirilis tahun 1998. Hanya saat itu produser dan Cher tutup mulut sehingga tak banyak yang tahu penggunaan teknologi pemoles suara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun