Setelah era medsos memang harus kuakui perlu niat dan tekat untuk membaca dan menyelesaikan sebuah buku. Ketika aku membersihkan rak buku, mengelap buku-buku koleksiku, rupanya ada banyak buku yang belum selesai kubaca. Ada lebih dari 30 buku yang belum pernah kubaca sama sekali. Beberapa masih disegel dalam sampul plastik.Â
Selama work from home memang keinginanku untuk bersih-bersih semakin tinggi. Aku ingin merapikan seluruh koleksi bukuku, mendatanya dan mengetahui berapa banyak sampul plastik yang kuperlukan untuk koleksi bukuku.Â
Buku-bukuku semua kusampul plastik. Beberapa malah kuberi pembatas buku yang merupakan buatanku, dari pita atau dedaunan yang kubuat transparan.Â
Sejak rumahku kena serangan rayap aku jadi merasa was-was. Dan aku kemudian ingin menangis ketika mendapati puluhan bukuku terserang rayap. Mereka menyantap isi buku. Ada yang bisa diselamatkan sebagian isinya, tapi ada juga yang rusak secara keseluruhan. Aku membuang buku-buku berayap ini dengan lunglai. Yang membuatku semakin sedih ada beberapa buku yang belum pernah kutamatkan.Â
Setiap hari selesai melaksanakan pekerjaan hari itu aku pun mulai menyiapkan perlengkapan berupa kemoceng, lap beraih dan semprotan pembersih. Awalnya rak kubersihkan dengan kemoceng baru kemudian kulap dengan menyemprot terlebih dengan cairan pembersih.Â
Melakukan bersih-bersih dan rapi-rapi buku itu menyenangkan. Aku tergerak untuk membaca buku. Aku ingin sekali menyediakan waktu per hari khusus membaca buku.Â
Saat ku bersih-bersih buku, kucingku si Kidut nampak tertarik. Ia rajin menggangguku. Ia menangkap kemoceng dan membawanya kabur. Ia berupaya mencuri lapku. Setelah itu ia asyik tiduran di alas yang sedianya untuk alas lap dan memotret buku. Ia tidur nyenyak gara-gara kelelahan menggangguku.Â